PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KONDISI SISWA TERHADAP
KEJADIAN TERTIDUR SAAT PELAJARAN
DI MA ALMAARIF SINGOSARI
MAKALAH
Disusun oleh Kelompok 3:
Khoiriyah Balqis (12)
Maulida Nur
Hanifah (17)
KELAS XI IPS 2
MADRASAH ALIYAH ALMAARIF SINGOSARI
FEBRUARI 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Metode
Pembelajaran dan Kondisi Siswa terhadap Kejadian Tertidur
saat Pembelajaran” dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Makalah ini
bertujuan untuk mengkaji pengaruh metode pembelajaran dan kondisi siswa
terhadap kejadian tertidur saat pembelajaran, serta memberikan solusi untuk
kegiatan belajar mengajar yang efektif. Kami berharap makalah ini dapat
memberikan informasi dan wawasan yang bermanfaat bagi pembaca, khususnya para
guru, siswa, dan orang tua.
Dalam penyusunan
makalah ini, kami tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
A. Indra
Nurdianto, M.Pd. selaku guru pembimbing tugas makalah Bahasa Indonesia.
B. Keluarga dan
teman-teman yang mendukung proses penelitian makalah ini.
Kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang konstruktif dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini di masa yang
akan datang. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sebagai
penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Singosari, 4 Februari 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
A.
Latar Belakang 2
B.
Rumusan Masalah 3
C.
Tujuan Penulisan 3
a.
Metode Pembelajaran Guru di MA Almaarif Singosari 4
b.
Konsentrasi dan Motivasi Belajar di Lingkungan MA Almaarif Singosari 5
c.
Solusi untuk Kegiatan Belajar Mengajar di Ma Almaarif
Singosari 6
a.
Kesimpulan 8
b.
Saran 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tidur adalah
dasar bagi kesehatan dan perkembangan remaja, sama seperti mendapatkan nilai
bagus di kelas. Saat ini dilaporkan 2/3 remaja mengalami kekurangan tidur. Bagi
remaja yang mengalami kekurangan tidur, kualitas tidur yang buruk dan pola
tidur yang tidak teratur berkaitan dengan mengantuk ketika siang hari, suasana
hati yang buruk, peningkatan untuk menggunakan stimulan, buruknya performa di
kelas, dan meningkatnya resiko cedera. Lebih dari seperempat Sekolah Menengah Atas melaporkan
siswanya tertidur di kelas (National
Adolescent and Young Adult Health Information Center,2014)
Lemola (2015) dan
Demirci (2015) meneliti pada banyak rentang umur, kekurangan tidur
akan menyebabkan kelelahan, mudah marah, peningkatan sensitifitas pada nyeri,
dan peningkatan kemungkinan cedera.
Menambahkan kekurangan tidur memiliki efek psikologis pada remaja seperti
kemampuan sosial yang buruk dan berakibat negatif pada kemampuan mengingat yang
akan menurunkan performa akademik pada remaja. Siversten (2015) dan Tivota
(2015) menjelaskan bahwa dampak paling umum yang terjadi pada remaja yang
kualitas tidur mereka buruk adalah penurunan performa akademik mereka di
sekolah. Alasan utama performa akademik bisa mengalami penurunan adalah remaja
mengantuk ketika siang hari mengakibatkan remaja tidak berkonsentrasi secara
optimal mengikuti pelajaran di sekolah.
Penggunaan
smartphone adalah faktor penting yang mempengaruhi kualitas tidur pengguna,
sebagaimana pengguna smartphone menjadi lebih luas di kalangan remaja (Adams,
D aly, Williford,2013). Kwon et al (2013) juga menambahkan gangguan harian yang
terjadi akibat kecanduan smartphone adalah terlewatkannya sebuah rencana, sulit
berkonsentrasi di dalam kelas atau pada saat melakukan sesuatu, penglihatan
menjadi kabur, nyeri pada pergelangan tangan atau pada punggung dan gangguan
tidur. Gangguan tidur yang menandakan buruknya kualitas tidur dapat
mempengaruhi performa akademik menjadi lebih buruk untuk para remaja, seperti
yang dikatakan oleh Maslowsky dan Ozer (2013).
Keadaan MA
Almaarif Singosari kelas XI IPS 2 yang dominan diisi oleh anak-anak pesantren
yang menggunakan waktu tidurnya untuk beribadah sehingga mereka tertidur pada
saat pembelajaran. Berbeda dengan anak rumahan yang juga ikut tertidur di dalam
kelas mereka menggunakan waktu tidurnya untuk begadang. Selain itu metode
pembelajaran yang membosankan ikut menjadi penyebab siswa tertidur.
Berdasarkan uraian tersebut, perlu dibahas makalah yang
berjudul “Pengaruh metode pembelajaran dan kondisi siswa terhadap kejadian
tertidur saat pembelajaran.”
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa saja metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajar siswa di MA Almaarif
Singosari kelas XI IPS 2?
2. Bagaimana kondisi
siswa yang mempengaruhi konsentrasi dan motivasi belajar mereka di MA Almaarif
Singosari kelas XI IPS 2?
3. Bagaimana solusi
yang tepat untuk memperbaiki metode pembelajaran dan kondisi siswa yang
tertidur saat pelajaran?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan
masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajar siswa di MA Almaarif
Singosari kelas XI IPS 2 dan pengaruhnya terhadap kejadian tertidur saat
pelajaran.
2. Mengetahui
kondisi siswa yang mempengaruhi konsentrasi dan motivasi belajar mereka di MA
Almaarif Singosari kelas XI IPS 2 dan pengaruhnya terhadap kejadian tertidur
saat pelajaran.
3. Memberikan solusi
untuk memperbaiki metode pembelajaran di MA Almaarif Singosari kelas XI IPS 2
dan kondisi siswa agar tidak tertidur
saat pelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metode pembelajaran guru di MA Almaarif Singosari
Pentingnya
memahami berbagai macam metode pembelajaran. Proses belajar di kelas memerlukan
metode khusus yang jelas untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Metodologi pembelajaran merupakan cara-cara dalam melakukan aktivitas antara
pendidik dan peserta didik ketika berinteraksi dalam proses belajar. Pendidik
perlu mengetahui dan mempelajari metode pengajaran agar dapat menyampaikan
materi dan dimengerti dengan baik oleh peserta didik. (Salmaa, 20:2023).
Metode pembelajaran yang sering digunakan oleh
guru-guru di MA Almaarif Singosari adalah metode ceramah dan metode resitasi. Kedua
metode tersebut mudah dilaksanakan dan ekonomis. Akan tetapi, siswa lebih
dominan dapat mencerna pelajaran yang cenderung menyenangkan dan mudah
dipahami.
Metode
pembelajaran ceramah terlalu memaksa siswa untuk fokus dalam mendengarkan
materi pelajaran. Serta hanya berfokus pada pengertian kata-kata saja. Sehingga
siswa mudah mengantuk. Sedangkan, metode resitasi menyebabkan pola pikir yang
kurang luas. Karena hasil dari resume bukan dari pemikirannya sendiri,
melainkan dari sumber lain. Bagi siswa, kedua metode pembelajaran tersebut
membosankan dan tidak menarik.
Kedua metode
tersebut kurang efektif dan interaktif dalam kegiatan belajar mengajar. Perlu
adanya metode yang dapat merangsang kreativitas dan daya tarik pada siswa.
Sehingga, siswa tidak tertidur saat waktu pelajaran.
Berdasarkan
pengamatan, tidak semua pengajar di kelas XI IPS 2 MA Almaarif Singosari yang
terus-menerus menggunakan metode ceramah dan resitasi untuk mengajar. Walaupun
metode ini mendominasi kegiatan mengajar. Beberapa pengajar menggunakan metode
lain yang interaktif, seperti game untuk menarik antusias siswa dalam belajar.
Metode ini berhasil memberikan pemahaman serta perasaan senang pada siswa. Akan
tetapi, pengajar akan kesulitan dalam pengambilan nilai. Karena metode game
lebih berfokus pada kebahagiaan siswa. Kesulitan lain berupa sulitnya mengatur
siswa untuk menjalankan game dengan instruktif.
Selain itu, masih
ada metode praktik. Metode ini menggunakan penguasaan kemampuan tubuh untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan. Metode ini sering digunakan dalam mata
pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Ketika metode pelajaran
tersebut berlangsung, siswa merasa lebih bebas, karena tidak terus duduk diam
dan tertidur seperti di dalam kelas.
2.2 Konsentrasi dan motivasi belajar di
Lingkungan MA Almaarif Singosari
Banyak siswa di
kelas 11 IPS 2 Al Ma'arif Singosari yang tertidur saat waktu pelajaran. Hal
tersebut karena waktu tidurnya yang berkurang. Penyebabnya berbeda-beda,
seperti digunakannya waktu tidur untuk beribadah atau melaksanakan hal lain,
khususnya bagi anak pesantren. Berbeda dengan anak yang tinggal di rumah mereka
lebih sering begadang untuk main game online sehingga mereka menggunakan waktu
pelajaran untuk tidur.
Sebagian siswa
menyukai mata pelajaran tertentu. Akan tetapi, mereka dipaksa memahami dan
menguasai semua mata pelajaran di MA Almaarif Singosari. Padahal kemampuan yang
dimiliki siswa berbeda-beda. Siswa merasa terbebani dan merasa kesulitan
terhadap suatu pelajaran. Sehingga mereka memilih untuk tidur daripada memaksa untuk mencerna hal yang tidak dipahami.
Kurangnya minat
dalam suatu pembelajaran juga menjadi faktor tertidurnya siswa di kelas. Minat
siswa dalam suatu pelajaran dipengaruhi oleh tingkat kesulitan suatu pelajaran
dan kesesuaian dengan pengajar. Hal ini merupakan tantangan bagi siswa itu
sendiri. Dibutuhkan adaptasi untuk penyesuaian antara mata pelajaran dan
pengajar.
Menurut Kompri
(2016:231) motivasi dalam belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Artinya motivasi tanpa belajar tidak dapat membuat siswa
termotivasi di dalam kelas saat dilaksanakannya proses pembelajaran.
Apalagi mengingat
bahwa berdasarkan data, jumlah siswa dari pesantren berjumlah 27 dan siswa yang
tinggal di rumah berjumlah sembilan. Jumlah siswa pesantren yang
mendominasi kelas belum menikmati sarapan saat pembelajaran awal. Sehingga,
penghuni kelas tampak lesu karena didominasi oleh siswa yang belum sarapan dan
kurang tidur.
Dalam dunia
pendidikan hal ini senada dengan siswa yang berangkat dalam kondisi siap dan
perut tercukupi tentu akan berbeda dengan siswa yang berangkat dengan rasa
lapar. Siswa yang mengalami rasa lapar ini akan sulit berkonsentrasi dalam
kegiatan sehari-hari. Jika membiarkan perut kosong dalam waktu yang lama, dapat
berdampak buruk untuk kesehatan tubuh. (Siti Nurintan Agustina, 2023)
Keadaan siswa
yang merasa pasrah akan masa depannya membuat motivasi dalam belajar berkurang.
Beberapa siswa laki-laki lebih memilih untuk bekerja secara fisik daripada
pikiran untuk masa depan mereka. Mereka lebih mengandalkan kekuatan fisik
mereka untuk bekerja. Sehingga, mereka menyepelekan pembelajaran.
Keadaan latar
belakang siswa juga mempengaruhi konsentrasi belajar. Seperti keadaan rumah
yang kurang harmonis, pertengkaran antar teman dan masalah yang sering dialami
para remaja sehingga mereka tidak fokus
belajar.
2.3 Solusi untuk kegiatan belajar mengajar di MA
Almaarif Singosari
Generasi Z yang menghuni
kelas 11 IPS 2 MA Almaarif Singosari tidak begitu menyukai metode pembelajaran
ceramah dan resitasi, metode tersebut terlalu membosankan dan tidak menarik.
Siswa lebih menyukai tantangan dan persaingan yang seru. Oleh karena itu,
dibutuhkan metode lain yang dapat menyesuaikan kemampuan dan keinginan siswa,
seperti metode diskusi, debat dan study tour.
Siswa perlu
beradaptasi dengan pelajaran untuk memberikan pemahaman lebih baik. Pengajar
sangat berperan penting dalam meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran.
Selain itu, penyediaan konsumsi bagi siswa sangat membantu siswa yang belum
makan. Apabila siswa sudah mendapatkan makanan, siswa akan mendapatkan energi
untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Siswa juga perlu memanfaatkan waktu tidur
dengan baik. Sehingga, saat belajar mereka tidak tertidur. Waktu tidur yang
cukup berpengaruh dalam kesehatan dan kekuatan daya ingat. Siswa membutuhkan
manajemen waktu agar waktu tidur teratur.
Tujuan
belajar yang jelas dan realistis. Hal ini wajib dilaksanakan siswa. Jangan
terlalu memaksakan diri untuk melakukan hal yang diluar kemampuan, sehingga
dapat mengganggu waktu tidur. Dibutuhkan juga bimbingan konseling untuk
beberapa siswa yang memiliki masalah untuk diberikan pengarahan lebih baik,
agar dapat lebih fokus dalam belajar. Bimbingan ini digunakan untuk membantu
siswa dalam mengatasi masalah dan mengembangkan potensi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara khusus, kesimpulan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Metode pembelajaran yang sering digunakan di MA Almaarif
Singosari adalah ceramah dan resitasi, yang kurang sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan siswa generasi Z.
2.
Konsentrasi dan motivasi belajar siswa
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti waktu tidur, minat, dan latar belakang,
yang seringkali menyebabkan siswa tertidur atau tidak fokus saat pelajaran.
3.
Solusi yang ditawarkan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran di MA Almaarif Singosari adalah menggunakan metode yang
lebih menarik dan interaktif, seperti diskusi, debat, dan study tour,
memanfaatkan waktu tidur dengan baik, membuat tujuan belajar yang realistis,
penyediaan konsumsi siswa dan memberikan bimbingan konseling bagi siswa yang
bermasalah.
3.2 Saran
Berdasarkan simpulan diatas,
1.
Menggunakan metode pembelajaran yang lebih
menarik dan interaktif, seperti diskusi, debat, dan study tour, yang dapat
merangsang minat, partisipasi, dan kreativitas siswa.
2.
Memanfaatkan waktu tidur dengan baik, sehingga
siswa dapat lebih segar dan konsentrasi saat belajar.
3.
Membuat tujuan belajar yang realistis, sesuai
dengan kemampuan dan minat siswa.
4.
Memberikan konsumsi bagi siswa,
cukup dengan makanan ringan untuk memberikan energi untuk belajar.
5.
Memberikan bimbingan konseling bagi siswa yang
bermasalah, baik dari segi akademik maupun psikologis.
DAFTAR RUJUKAN
National
Adolescent and Young Adult Health Information Center (2014). Sleep Deprivation in Adolescents and Youngs
Adult. San Francisco. University of California, San Francisco. Dari: http://nahic.ucsf.edu/wp-content/uploads/2014/008/sleep-brief-final
Lemola, S.,
Floor, N.P., Brand, S., Kaufmann, J.F.D., & Grob, A. (2015). Adolescents'
Electronic Media Use St Night, Sleep Disturbancr, and Depressive Symptoms in
The Smartphone Age. J Youth Adlescence,
44,405–418
Demirici, K.,
Akgonul, M., & Akpinar, A. (2015). Relationship of smartphone use severity
with sleep quality, depression, and anxiety in university studens. Journal of Behavioral Addiction 4(2), 85–92
Sivertsen, Børge,
Glozier, Nick., Harvey Allison G., Hyaing, Mari. (2015). Academic performance
in adolescents with delayed sleep phase. Sleep
Medicine, 16,1084–1090
Titova, O.,
Hogenkamp, P., Jacobson, J.(2015). Association of self-reporterd sleep
diaturbance and duration with academic failure in community-dwelling Swedish
adolescents: Sleep and academic
performance at school. Sleep Medicine (16) 87-93. http://dx.doi.org/10.1016/j.sleep.2014.09.004
Adams, S.K.,
Daly, J.F., Williford, J.N.(2013). Adolescent Sleep and Cellular Phone Use:
Recent Trends and Implications for Research. Health Services Insight:6 99–103 doi:10.4137/HSLS11083.
Kwon, M., Lee,
J.Y., Won, W.Y., Park, J.W., Min, J.A, et al. (2013) Development and Validation
of a Smartphone Addiction Scale (SAS). PLoS ONE 8(2) :e56936.
Doi:10.1371/journal.pone.0056936
Maslowsky, J.,
& Ozer, E.J.(2013). Developmental Trennds in Sleep Duration in Adolescent
and Young Adulthood: Evidence From A National United States Sample. Journal of Adolescent Health 54:691–697
Salmaa. (2023, 20
Juni). 7 Macam Metode Pembelajaran,
Pengajar Harus Tahu! Diakses pada 4 Februari 2024 dari https://telkomuniversity.ac.id/penulisan-daftar-pustaka-dari-buku-artikel-jurnal-makalah-media-online-hingga-video-youtube/
Kompri. (2016). Motivasi Pembelajaran: Perspektif Guru dan
Siswa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Siti Nurintan
Agustina. (2023, 28 November). Hindari
Menasihati Siswa saat Perut Lapar. Diakses pada 12 Februari 2024 dari https://malangposcomedia.id/hindari-menasihati-siswa-saat-perut-lapar/