Resensi Buku "LAUT PASANG 1994" Karya LILPUDU
RAGA YANG BERBEDA
Oleh : Kamaliyah Zahro Swazwina
Judul buku : Laut Pasang 1994
Pengarang : Lilpudu
Penerbit : Akad x Tekad
Tempat terbit : Depok
Tahun terbit : 2023
Tebal buku : 320 halaman
Laut Pasang 1994 merupakan novel yang ditulis oleh
Lilpudu. Ia merupakan penulis yang mengawali karyanya melalui paltfom Wattpad.
Lilpudu adalah nama pena dari Airinda Nanda Suryadi. Novel Laut Pasang 1994
yang tediri dari 320 halaman ini akan mengisahkan sebuah kisah nyata yang
terjadi di daerah Banyuwangi.
Novel ini mengambil kisah nyata dari sebuah kejadian tsunami yang
terjadi di Banyuwangi pada tahun 1994 silam. Novel ini menceritakan tentang
sebuah keluarga Purnomo yang terdiri atas bapak, ibu, tujuh anak laki-laki,
kakek(Simbah). Menceritakan perubahan sikap bapak yang membuat ketujuh putranya
asing dan tidak lagi mengenal bapak yang mereka banggakan selama ini. Perubahan
sikap bapak terjadi semenjak kematian ibu akibat sakit TBC. Kemudian, novel ini
juga mengisahkan suka duka kehidupan ketujuh bersaudara yang membuat mereka
sadar bahwa mereka saling membutuhkan dan harus menyayangi satu sama lain.
Sampai pada suatu malam, saat bapak menjadi imam sholat untuk putranya
setelah lama bapak tidak pulang ke rumah. Tanpa mereka sadari malam itu menjadi
malam yang paling menyedihkan. Malam itu, terjadilah tsunami yang dalam sekejap
menelan kota tanpa tersisa. Ketujuh putra Purnomo terombang-ambing menjadi
saksi betapa dahsyatnya tsunami saat itu.
Dilihat dari segi sampul, terdapat gambar tujuh anak laki-laki yang sedang berada di
jembatan yang dibawahnya terdapat gelombang air laut yang begitu besar. Gambar
ini memiliki makna yang mendalam.Kemudian dilihat dari segi isi, novel ini
memiliki daya tarik tersendiri, karena didalamnya memuat tema kekeluargan dan
kasih sayang sesama saudara. Ceritanya juga begitu menyentuh perasaan, karena
suasananya yang menyedihkan.
Novel ini sangat rekomendasi untuk dibaca oleh siapapun. Karena isinya
mengandung banyak pelajaran hidup. Diantaranya, rasa saling menyayangi sesama
saudara, rasa mengikhlaskan seseorang yang telah pergi, dan rasa penyelasan
sebuah perbuatan. Kisah tragedi yang menyayat hati ini tentunya berhasil
mengundang perhatian pembaca, dan lebih dari itu, membuat pembaca
menginvestasikan perasaan secara penuh. Kisah ini mampu menguras perasaan dan
emosi, karena pembaca seolah iku serta dalam tragedi ini. Rangkain kalimat dan
gaya penulisan yang mudah dimengerti, membuat pembaca bisa terhanyut dalam
cerita ini.
Meskipun begitu, ada bagian yang membingungkan. Karena perpindahan alur
maju mundur yang transisinya dinilai kurang mulus. Penggunaan bahasa daerah
dalam novel ini tidak menyertai terjemahan bahasa Indonesia. Sehingga pembaca
yang tidak berasal dari daerah tersebut kesulitan mengetahui artinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar