Pengalaman
Oleh: M. Africk Nafsak
Dzili adalah seorang mahasiswa jurusan
sejarah di salah satu Perguruan Tinggi favorit di Malang. Setiap hari bertemu
dengan aku di kampus. Suatu hari, dia bercerita tentang masalah hidupnya. Dia
berpikir kalau orang lain selalu terlihat senang dan bahagia terlepas dari
masalah yang dialami dalam hidupnya. Mereka seperti terlihat orang-orang yang
tak memiliki beban di pundaknya. Namun anehnya,Dzili merasa tidak terlalu suka
saat melihat teman-temannya tersenyum bahagia.
“frich, kok aku aneh ya selalu merasa bahwa
kehidupan orang lain selalu baik-baik saja bahkan terlihat seperti tidak punya
masalah, beda banget sama kehidupan aku yang rasanya punya banyak beban terus
aku juga merasa tidak bisa bahagia.” Kata Dzili waktu itu.
Pada waktu itu juga aku mengatakan Dzili
bahwa setiap orang memiliki permasalahan dan beban hidup yang ditanggung
olehnya. Pastinya masing-masing beban hidup yang dialami setiap orang pasti
berbeda-beda. Jika beban dianggap selalu dibandingkan dengan orang lain maka
tidak percaya bahwa semua itu akan semakin berat.
Yang selama ini menghargai Dzili tentang
orang lain tidak semuanya benar. Padahal dia sendiri tidak tahu betul bahwa
orang lain selalu baik-baik saja bisa jadi kebalikannya, serta perjuangan
orang-orang bagaimana kondisi baik dirinya sendiri. Bisa saja mereka telah
berhasil melalui masa-masa terberat dalam hidupnya.
Setelah itu, dia hanya membacai
kata-kataku. Dia melihat apa yang aku katakan saat itu. Meskipun terkadang
menasehati orang lain tidak menasehati diri sendiri. kadang aku sendiri masih
suka membanding-bandingkan diri dengan orang lain.
Waktu dulu aku juga pernah merasakan
seperti di posisi Dzili saat ini. Saat itu juga ada yang menasehati aku bahwa
Tuhan selalu memberikan beban masalah sesuai dengan kemampuan masing-masing
orang. Oleh karena itu respon dari orang-orang pun juga berbeda-beda, terkadang
ada yang merasa dibebani ada juga yang tidak.
“Tuhan tahu seberapa kuat kita untuk bisa
menghadapi masalah yang diberikan oleh-Nya, maka dari itu kalau soal porsi juga
ya, karena kita tahu kalau Tuhan itu memang Maha Adil,” ujar seseorang
kepadaku.
Mulai saat itu aku mulai introspeksi dengan
diriku sendiri. Aku berusaha untuk menyelesaikan segala permasalahan yang
menimpaku dengan hati yang lapang. Karena dengan begitu aku bisa menjadi
bahagia. Aku juga tidak perlu membandingkan diriku dengan orang lain. Aku hanya
perlu membandingkan diriku dengan aku yang kemarin. Maka dari itu aku bisa
menjadi pribadi yang lebih baik hingga saat ini.
Aku juga percaya jika setiap masalah yang
menimpaku nantinya bisa menjadi masalah yang mungkin terjadi. Karena selalu ada
hikmah yang bisa aku ambil dari setiap suka dan duka ku. Yang membuat saya
selalu yakin adalah setiap permasalahan yang datang dan
dirancang oleh-Nya.
BIONARASI
Hai, kak,
bagaimana kabar nya, semoga slalu dalam kondisi sehat selalu ya, oh iya nama ku
Africh siswa kelas Xl jurusan ips, aku akan membawa kan sebuah cerpen dengan
judul "pengalaman" mohon maaf jika ada salah kata, semoga cerpen ini
bisa menjadi motivasi buat teman teman.
Tugas yang dikerjakan sudah bagus. Tetap semangat menulis!
BalasHapus