Persahabatan Kita
Tidak terasa aku
telah berteman dengan Rangga selama 4 tahun, kita berteman semenjak awal masuk
SMP . Aku kenal dengannya mungkin cukup unik, kita bisa kenal karena kita sama
sama tidak membawa barang apa yang disuruh pada saat MOS dan membuat kita
berdua dihukum. Pada akhirnya kita pun satu sekolah kembali, aku sendiri tidak
perlu khawatir aku tidak mempunyai teman. Tapi sayangnya, kita beda kelas.
“Nana ayo ke
kekantin! Aku sudah laper nih” sapa Rangga yang tiba-tiba merangkulku dari
belakang.
“Please deh udah
aku bilang berapa kali lagi, jangan panggil aku nana lagi. Panggil Leyna aja
kok susah”
“Bolehh, tapi gak
janji yaa. Udah buruan ke kantin, laper nih”
Aku bersyukur
dapat berteman dengannya, dia seorang yang membuatku selalu tersenyum setiap
hari. Dengan sikapnya yang ramah membuatku khawatir terlebih lagi dia adalah
anggota basket. Ini semakin membuatnya populer di sekolah, aku takut dia
melupakanku.
Sejujurnya aku
pun juga memiliki perasaan kepadanya, tapi aku tidak ingin mengungkapkannya.
Perasaanku ini mungkin salah, cukup aku saja yang merasakannya tanpa
menghacurkan persahabatan kita.
꒦꒷꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒷꒦
Kekhawatiranku
semakin menjadi karena kehadiran murid pindahan yang bernama Mora yang berada
di kelas Rangga. Aku bukan menyebutnya sebagai parasit dalam hubungan
persahabatan antara aku dengan Rangga, tapi semenjak kehadirannya Rangga
semakin dekat dengan Mora mulai dari makan bersama di kantin dan bermain main
di sekolah.
Semakin lama
semakin renggang juga hubunganku dengan Rangga, aku tidak ingin hubungan
renggang ini semakin menjadi. Aku memiliki rencana mengajak Rangga menonton
bioskop.
“Rangga, besok
mau gak nonton ke bioskop bareng? Aku ada tiket lebih nih gak tau mau nonton
sama siapa” aku menunjukkan tiket bioskop yang sudah aku beli.
“Maaf Na, nonton
sama yang lain ya? Aku sudah ada janji besok sama Mora”
Itu adalah momen
dimana Rangga menolak ajakanku untuk pertama kalinya, sebelumnya dia selalu
menerimanya walaupun ada janji dengan temannya. Beberapa kali aku mencoba untuk
mengajak Rangga bermain bersama, tapi alasan yang digunakan selalu ada janji
dengan Mora.
Aku sedikit
kecewa atas semua jawaban Rangga kepadaku, tapi aku tidak boleh menyerah aku
harus memperbaiki hubungan ini seperti dulu. Jujur saja aku cemburu karena Mora
yang selalu diperhatikan oleh Rangga.
“Rangga, kamu
bisa temenin aku besok ke gramed?”
“Bisa gak sih jangan
aku mulu yang kamu ajak? Gak punya temen kamu?” aku melihat wajah Rangga yang
sedikit kesal padaku.
“Tapi kan kita
udah lama gak jalan bareng. Kamu sendiri kenapa selalu Mora yang jadi alasanmu?
Kamu suka sama Mora?”
“Iya aku suka
sama Mora, jadi jangan ganggu aku lagi!!”
Kali ini
perkataan Rangga dapat menyakiti hatiku. Mungkin tidak apa perasaanku
tersakiti, tapi begitu menyakitkan Rangga yang merelakan hancurnya hubungan
persahabatan demi seseorang yang dicintai.
Hari demi hari
berlalu, kita berdua sudah seperti orang asing. Saat berpapasan tidak ada
satupun dari kita bertegur sapa, semuanya hanya lewat begitu saja. Sekarang aku
melihatnya, Mora telah menggantikanku untuk berada di sisi Rangga. Senyuman
manis Rangga yang dulu hanya untukku kini senyuman itu untuk Mora.
꒦꒷꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒷꒦
Ujian kenaikan
kelas sudah aku lalui tanpa adanya halangan apapun. Ada sebuah berita yang
membuatku semakin sedih, aku harus pindah sekolah dan ikut dengan orang tuaku. Setelah
menerima rapot, orang tuaku langsung mengurus surat pindah sekolah.
Rasanya aku ingin
memberitahu Rangga atas kepindahanku, Tapi aku rasa Rangga tidak akan peduli
dengan itu. Perasaanku selama Rangga tidak ada disisiku? Aku masih menyukainya,
aku menghargai atas pilihan orang yang dicintainya. Aku akan turut bahagia juga
jika Rangga bahagia walaupun bukan bersamaku.
Maafkan aku Rangga, aku tidak bisa berada disisimu lagi. Mungkin ini akan menjadi kisah terakhir kita. Selamat tinggal Rangga, aku berharap kamu bahagia bersama Mora yang ada disisimu.
Bionarasi
Halo everyone!!
Perkenalkan nama saya Naurah Chalysia Jinan Fatin, saya lahir di Malang pada
tanggal 29 Januari 2007. Cita-cita saya ingin menjadi seorang jaksa untuk
membela kebenaran dan membahagiakan kedua orangtua. Saya masih menepuh
pendidikan di MA Al-Maarif 01 Singosari kelas 11 IIS 2.
Karya dengan
judul ”Persahabatan Kita” bukan karya pertama yang
saya buat. Saya tidak tahu karya yang saya buat sudah rapih atau masih
berantakan dalam kepenulisan. Saya harap siapa pun yang membaca dapat menyukai karya
yang saya buat. Jika ada yang ingin bertanya atau berkomentar bisa melalui instagram
saya (@dumb._zell)
Tugas yang dikerjakan sudah bagus. Tetap semangat menulis!
BalasHapus