Selasa, 28 Mei 2024

RESENSI KHOIRIYAH BALQIS

 






Resensi Novel “Tiga Dalam Kayu” oleh Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Judul Buku   : Tiga dalam Kayu

Pengarang     : Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Penerbit         : Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia

Tahun terbit   : 2022

Tebal buku     : 62 halaman : 20 cm

Harga             : Rp. 75.000,00

ISBN              : 9786024817817

Dalam labirin narasi masa depan yang dijaga oleh perpustakaan yang digambarkan sebagai tempat pembuangan sampah bagi orang hidup dan suaka perlindungan bagi harta orang mati, “Tiga Dalam Kayu” menawarkan sebuah eksplorasi literasi yang unik dan menantang. Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, melalui karya ini, mengundang pembaca untuk menyelami sebelas buku yang masing-masing membawa cerita tersendiri—cerita yang terasa asing namun dekat, cerita yang terpisah-pisah namun terikat oleh benang merah yang sama. Novel ini bukan sekadar kumpulan cerita, ini adalah kritik sosial yang tajam, disampaikan dengan ironi yang pahit dan sindiran yang menggigit.

Penulis dengan mahirnya menggunakan imajinasi yang mencerminkan realitas, memudahkan pembaca untuk terhanyut dalam alur cerita yang tak terduga dan diksi yang unik. Setiap cerpen dalam novel ini tidak hanya menghibur tetapi juga mengandung pesan sosial yang mendalam, menunggu untuk diungkap oleh pembaca yang cerdas. Namun, gaya bahasa yang nyeleneh dan tersirat membuat beberapa pembaca merasa kesulitan untuk mengikuti dan memahami inti cerita. Isu yang diangkat mungkin terasa ringan, namun cara penyampaian yang kompleks dapat menjadikan novel ini terasa berat.

Karakter utama, seorang gadis yang menemukan sebelas buku di perpustakaan masa depan, menjadi simbol keberanian dan ketabahan dalam menghadapi peristiwa yang sering kali terasa ganjil dan asing. Melalui interaksi dengan cerita-cerita dalam buku-buku tersebut, dia mulai menyadari adanya benang merah yang menghubungkan semua cerita itu, menunjukkan bahwa dia adalah karakter yang penuh rasa ingin tahu dan memiliki kemampuan analitis yang tajam.

Penutup cerita ini memberikan dampak yang kuat dan sebuah ironi. Ziggy dengan cermat merajut kesudahan yang membahagiakan, meskipun tersirat dan mampu menyentuh hati pembaca. Penulis mengangkat isu tentang tragisnya menjadi perempuan dan anak dalam masyarakat dengan cara yang berani dan langsung, menyinggung berita-berita terkini dengan selipan amarah dan emosi yang terkandung dalam narasi.

Novel ini tidak terlepas dari penggambaran kekerasan yang terperinci, yang mungkin tidak sesuai untuk semua pembaca. Deskripsi grafis tentang pembunuhan, mayat, dan kekerasan lainnya dapat memicu reaksi tidak pembaca, terutama mereka yang sensitif terhadap konten semacam ini. Meskipun kekerasan dalam cerita sering kali digunakan untuk memperkuat pesan atau tema, dalam kasus “Tiga Dalam Kayu”, beberapa pembaca mungkin merasa bahwa penggunaan kekerasan tersebut terlalu berlebihan dan dapat mengaburkan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.

Secara keseluruhan, “Tiga Dalam Kayu” adalah sebuah karya sastra yang berani dan berbeda, yang tidak hanya memberikan hiburan tetapi juga menjadi sarana bagi pembaca untuk berpikir lebih dalam tentang isu-isu penting yang dihadapi oleh banyak orang, khususnya perempuan dan anak-anak, dalam kehidupan nyata. Novel ini sangat direkomendasikan bagi pembaca yang mencari tantangan intelektual dan kegilaan imajinasi, serta bagi mereka yang siap menghadapi topik yang berat dan sensitif dengan pemahaman yang mendalam.

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RESENSI AFIQ HUSNATU ZAHRA

 RESENSI NOVEL  Judul laut bercerita  Penulis:Kelas.chudori  “Laut Bercerita” adalah sebuah novel karya Leila S. Chudori yang diterbitkan p...