Minggu, 31 Maret 2024

MAKALAH JAFAR ASHODIQ DAN M.IAM MIRZA

 

MINIM NYA KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP ATRIBUT SEKOLAH DI MA ALMAARIF SINGOSARI

 

MAKALAH

 

 

 



 

 

 

 

 

Disusun oleh Kelompok 18:

·       Jafar Ashodiq 

·       M. Iam Mirza

 

 

 

 

KELAS XI IPS 2

MADRASAH ALIYAH ALMAARIF SINGOSARI

MARET 2024


KATA PENGANTAR

 

 Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa, karena beliau lah kita bisa dipermudah dalam mengerjakan sebuah makalah ini sehingga kita dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai tanggapan terhadap permasalahan yang asih sangat marak terjadi di Ma Almaarif Singosari, yaitu masalah kedisiplinan siswa terhadap atribut sekoalah, sebagai bagian dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang kedisplinan siswa terhadap atribut sekolah, serta strategi untuk menanggulangi nya.

 Dalam penyusunan makalah ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebanyak banyak nya, kepada seluruh pihak yang telah ikut andil di dalam nya, serta terkhusus kepada pengajar mata pelajaran bahasa Indonesia, yang telah endedikasikan seluruh ilmu kepenulisan arahan dalam makalah ini. Kami sadar bahwasanya makalah kami ini jauh dari kata sempurna, oleh karena nya kami sangat mengharapkan saran dan masukan dari anda sekalian.

 

 

Singosari, Maret 2024

 

 

 

Penyusun



BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang Masalah

Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan dibutuhkan oleh setiap siswa. .Disiplin Yang dimiliki siswa akan membantu siswa itu sendiri dalam tingkah lakunya sehari hari ,baik disekolah maupun dirumah .siswa akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapinya. Aturan yang terdapat disekolah akan bisa dilaksanakan dengan baik jika siswa sudah memiliki disiplin yang ada dalam dirinya.orang tua dan guru merupakan pemimpin dan anak murid yang menunjukkan kehidupan yang berguna dan bahagia jadi, menurut Hurlock(dalam Amri,2013:161)"disiplin adalah  cara masyarakat mengajar anak berprilaku moral yang disetujui kelompok".keluarga merupakan salah satu panutan utama dalam penanaman disiplin,karena apabila orang tua di rumah awal mengajar dan mendidik anaknya untuk memahami dan mematuhi aturan maka akan mendorong anak untuk mematuhi aturan titik pada sisi lain, anak yang tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin pula.

Berdasarkan uraian tersebut, perlu dibahas makalah yang berjudul “MINIMNYA KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP ATRIBUT SEKOLAH"

1.2    Rumusan Masalah

1.     Bagaimana kedisiplinan siswa terhadap atribut sekolah di MA Almaarif Singosari saat ini?

2.     Bagaimana cara mengatasi permasalahan minimnya kedisiplinan siswa terhadap atribut sekolah di MA Almaarif Sing

 

1.3  Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1.     Mendeskripsikan kedisiplinan siswa terhadap atribut sekolah di MA Almaarif Singosari saat ini.

2.     Mendeskripsikan cara mengatasi permasalahan minimnya kedisiplinan siswa terhadap atribut sekolah di MA Almaarif Singosari.

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

1.1  Kedisiplinan siswa terhadap atribut sekolah di MA Almaarif Singosari

 

Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Kennet W.requena menjelaskan tentang kata disiplin yang dalam bahasa Inggris disiplin, berasal dari akar kata bahasa latin yang sama (discipulis) yang dengan kata disiplin membentuk makna yang sama yaitu mengajari atau mengikut pemimpin yang dihormati (Kennet,2008:17). Kedisiplinan siswa Ma almaarif singosari sangatlah minim terhadap atribut sekolah Oleh karena nya , perlu banyak sekali penekanan peraturan yang memadai tentang disiplin memakai atribut sekolah.

 

 

2.2   Cara Mengatasi Permasalahan minimnya kedisiplinan siswa terhadap atribut di MA Almaarif Singosari

 

Sekolah sebagai lembaga sosial tentunya memiliki aturan-aturan tertentu untuk mengatur siswa sesuai kaidah-kaidah yang telah ditetapkan, aturan tersebut juga disebut dengan istilah tata tertib. Tata tertib sekolah mempunyai sifat mengikat dan memaksa. Tata tertib ini menjadi indikator perilaku siswa, dengan dibuatnya tata tertib  diharapkan terciptanya kedisiplinan pada diri siswa, tetapi pada kenyataannya tidak semua aturan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya karena masih terdapat siswa yang melakukan pelanggaran. Menurut Maswardi M. Amin (2012:61) tata tertib sekolah adalah suatu kondisi yang dirancang untuk dapat mengatur dan mengendalikan sikap ataupun tingkah laku individu atau siswa-siswa yang di sekolah agar tercipta suasana aman dan tentram di sekolah tanpa adanya gangguan baik dari dalam maupun dari luar sekolah.

Membuat peraturan yang jelas siswa tidak disiplin belum tentu karena mereka bandel, nakal dan sebagainya. Mungkin juga ketidak disiplinan tersebut disebabkan oleh peraturan yang membingungkan siswa. Jadi, bukan karena mereka tidak mau menaati aturan tapi karena peraturan tersebut tidak jelas. Membuat peraturan yang sejelas-jelasnya adalah bagian dari cara untuk membuat siswa menjadi lebih disiplin. Hindari membuat peraturan yang multitafsir sehingga siswa bingung memahaminya. Bersikap Tegas Menjaga sikap yang tegas juga bisa menjadi cara untuk meningkatkan disiplin pada diri pelajar. Tegas yang dimaksud disini bukanlah selalu marah-marah dan galak kepada siswa. Tegas artinya tidak bersikap plin plan, selalu mematuhi peraturan apapun yang terjadi. Kerjasama dengan Orang Tua Membentuk sikap disiplin pada siswa tidak hanya menjadi tugas dari sekolah saja, tetapi juga orang tua di rumah. Siswa yang ditekankan untuk selalu disiplin di sekolah tapi dibebaskan sesukanya di rumah, hasilnya hanya akan percuma saja.


BAB III

PENUTUP

 

3.1  Kesimpulan

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa sarana kedisiplinan siswa terhadap atribut sekokah di Madrah Aliyah Almaarif masih rendah.tetapi para guru tatib sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mendisiplinkan.

3.2  Saran

Berdasarkan simpulan diatas sebaiknya madrasah aliyah almaarif singosari lebih menekankan lagi terhadap tata tertib di sekolah.

 

 

 

DAFTAR RUJUKAN

 Ibrahim Bafadal, Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Bebasis Sekola Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta : PT Bumi Akasara,2003). Him 1

ARTIKEL ASSYADZILI FIRMANSYAH DAN NAURAH CHALYSIA JINAN FATIN

 

PERMASALAHAN KETERBATASAN MEDIA PEMBELAJARAN

DI MA ALMAARIF SINGOSARI

 

Oleh: As Syadzili Firmansyah dan Naurah Chalysia Jinan Fatin

Media pembelajaran adalah alat bantu untuk belajar mengajar dan menyalurkannya dengan cara yang lebih efektif dan efisien agar para siswa dapat menerima materi dengan baik. Media belajar yang biasa digunakan seperti, proyektor LCD, komputer, laptop, dan hp.

Media pembelajaran cukup berpengaruh pada hasil pemahaman dan tugas para siswa terutama kurikulum pada zaman sekarang atau lebih dikenal dengan kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka juga berlaku di MA Almaarif Singosari, tugas siswa berbasis proyek dan digital. Banyak siswa yang mengeluh kesulitan mengerjakan tugas yang berbasiskan digital terutama yang berada di pondok. Mereka mengeluh di karenakan pihak sekolah membuat peraturan tidak di memperbolehkan membawa hp / laptop ke sekolah. Sehingga banyak tugas yang tidak selesai atau tidak menepati pada tanggal pengumpulan.

Keterbatasan media ini juga berpengaruh terhadap diskusi kelompok antara siswa berdomisili rumah dan pondok. Sebagian anak pondok tidak bisa meluangkan waktu di luar pondok untuk mengerjakan tugas. Ada beberapa juga yang di perbolehkan keluar dengan adanya batasan waktu dan batas wilayah.

Peraturan yang dijalani di MA Almaarif juga membawa dampak positif bagi siswanya, akan tetapi peraturan tersebut dikatakan kurang cocok pada kurikulum saat ini. Oleh karena itu, ada beberapa solusi untuk memecahkan masalah tersebut yaitu:

1.       Sekolah menyediakan 1 lab komputer khusus untuk siswa yang berdomisili pondok agar mempermudah mengerjakan tugas berbasis digital

2.       Menyediakan tablet atau laptop bagi siswa untuk mengerjakan tugas digital. Ini dapat mengakses dan mengerjakan tugas secara lebih efisien

3.       Menentukan jadwal dimana siswa dapat menggunakan fasilitas digital untuk mengerjakan tugas mereka. Hal ini mencegah terjadinya penumpukan pekerjaan dalam sehari

Dengan ini, diharapkan sekolah untuk lebih mengoptimalkan masalah media belajar bagi para siswa agar tidak ada lagi keluhan dalam mengerjakan tugas yang berbasis digital serta dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa.

ARTIKEL AHMAD FAISHAL FAKHRI DAN YUNITA DWI RAHMATYA

 

KURANGNYA KESADARAN SISWA AKAN PENTINGNYA KEBERSIHAN LINGKUNGAN

DI MA AL-MAARIF SINGOSARI

 

Oleh : Akhmad Faishal Fakhri & Yunita Dwi R

  

Kebersihan lingkungan merupakan aspek penting yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di lingkungan sekolah. Namun, masih banyak siswa yang kurang sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan di MA Al-Maarif Singosari.

A). Kurangnya kesadaran ini berdampak pada beberapa permasalahan lingkungan, seperti:

1. Penumpukan Sampah:

Siswa seringkali membuang sampah sembarangan, sehingga menyebabkan penumpukan di area sekolah. Ini tidak hanya merusak pemandangan tetapi juga dapat menjadi sumber penyakit.

2. Lingkungan Kumuh:

Kebersihan yang buruk dapat membuat lingkungan sekolah menjadi kumuh dan tidak nyaman bagi siswa maupun guru. Hal ini dapat mengganggu proses belajar mengajar dan menciptakan kesan negatif bagi sekolah.

3. Dampak Kesehatan:

Lingkungan yang kotor dapat menjadi sarang bagi vektor penyakit, seperti nyamuk dan lalat. Ini dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit dan mengganggu kesehatan siswa.

B). Beberapa faktor yang berkontribusi pada kurangnya kesadaran siswa tentang kebersihan lingkungan antara lain:

1. Kurangnya pendidikan:

Sekolah belum memberikan edukasi yang cukup tentang pentingnya kebersihan lingkungan. Siswa tidak memahami dampak negatif dari pembuangan sampah sembarangan dan kurangnya kebersihan.

2. Keteladanan yang buruk:

Beberapa guru dan staf sekolah tidak menunjukkan contoh kebersihan yang baik. Ini dapat menurunkan motivasi siswa untuk menjaga kebersihan lingkungan.

3. Kurangnya fasilitas:

Fasilitas kebersihan di sekolah, seperti tempat sampah dan toilet, mungkin tidak memadai atau tidak dirawat dengan baik. hal ini dapat membuat siswa kesulitan untuk membuang sampah dan menjaga kebersihan diri.

Rendahnya kesadaran akan kebersihan lingkungan di MA Al-Maarif Singosari menjadi keprihatinan serius. Hal ini berdampak negatif pada kesehatan dan kenyamanan belajar siswa. Diperlukan upaya kolektif dari seluruh pihak yang terlibat, mulai dari siswa, guru, hingga pihak sekolah, untuk mengatasi masalah ini.

 

C). Beberapa rekomendasi yang dapat dipertimbangkan antara lain:

1. Sosialisasi dan edukasi secara intensif tentang pentingnya kebersihan lingkungan.

2. Pembentukan tim kebersihan yang melibatkan siswa dan guru secara aktif.

3. Penyediaan fasilitas kebersihan yang memadai dan terawat dengan baik.

4. Penerapan sanksi atau penghargaan sebagai bentuk kontrol sosial.

5. Kerja sama dengan pihak luar, seperti dinas kesehatan atau organisasi lingkungan, untuk memberikan pelatihan atau dukungan.

Dengan upaya yang tepat dan berkesinambungan, diharapkan kesadaran siswa akan pentingnya kebersihan lingkungan dapat meningkat. Hal ini akan bermuara pada lingkungan belajar yang sehat dan nyaman, serta membentuk generasi muda yang peduli terhadap lingkungannya.

ARTIKEL M.RAFFA SYAIBANI DAN ULIL ABSOR

 

OPTIMALISASI WAKTU LUANG: MEMAHAMI DAMPAK NEGATIF DAN STRATEGI MENGELOLA JAM KOSONG PADA LINGKUNGAN SEKOLAH

Oleh: Mochammad Raffa Syaibani dan Ulil Absor

 

Optimalisasi waktu luang, khususnya dalam lingkungan sekolah, menjadi fokus perhatian dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam konteks ini, pemahaman terhadap dampak negatif dari jam kosong dan strategi pengelolaannya menjadi penting. Dampak negatif tersebut antara lain meliputi penurunan produktivitas belajar, peningkatan risiko perilaku negatif, dan ketidakseimbangan antara waktu belajar dan istirahat siswa. Strategi yang dapat diadopsi untuk mengelola jam kosong meliputi penerapan program pembelajaran berbasis proyek atau kerja kelompok, program pengawasan dan bimbingan yang terstruktur, serta optimalisasi sumber daya manusia sekolah. Dengan menerapkan strategi-strategi ini, diharapkan lingkungan belajar yang lebih mendukung dan bermanfaat bagi siswa dapat diciptakan, serta potensi waktu luang mereka untuk belajar dan pengembangan pribadi dapat dimaksimalkan.

Untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan waktu luang siswa di sekolah, melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan jam kosong dapat meningkatkan rasa memiliki siswa terhadap kegiatan yang diselenggarakan selama jam tersebut. Sekolah juga dapat menyediakan program pengembangan diri yang beragam, seperti pelatihan keterampilan interpersonal atau sesi konseling individu, untuk membantu siswa dalam pengembangan potensi pribadi mereka. Selain itu, Guru dapat mengadakan sesi diskusi atau forum terbuka selama jam kosong untuk memfasilitasi kolaborasi antara guru dan siswa. Evaluasi dan penyesuaian berkelanjutan diperlukan untuk memastikan efektivitas strategi pengelolaan jam kosong yang telah diterapkan. Dengan menerapkan saran-saran ini secara konsisten, diharapkan sekolah dapat menciptakan lingkungan yang lebih dinamis dan bermanfaat bagi siswa selama jam kosong, serta memberikan pengalaman belajar yang lebih menyeluruh dan positif bagi siswa.

Untuk melengkapi upaya optimalisasi pengelolaan waktu luang siswa di sekolah, penting bagi pihak sekolah untuk secara terus-menerus mengidentifikasi dan mengevaluasi keefektifan strategi yang telah diterapkan. Hal ini dapat dilakukan melalui survei dan pemantauan berkala terhadap respons siswa dan hasil pembelajaran yang tercapai selama jam kosong. Selain itu, pengembangan program-program tambahan yang dapat merangsang minat dan kreativitas siswa juga perlu dipertimbangkan, seperti workshop seni, klub kegiatan ekstrakurikuler, atau sesi diskusi yang mengundang pembicara tamu dari berbagai bidang. Dengan pendekatan yang holistik dan adaptif, diharapkan sekolah dapat menciptakan lingkungan yang dinamis dan merangsang bagi siswa selama jam kosong, sehingga mengoptimalkan potensi mereka untuk belajar dan tumbuh secara menyeluruh.

MAKALAH M.RAFFA SYAIBANI DAN ULIL ABSOR

 OPTIMALISASI WAKTU LUANG: MEMAHAMI DAMPAK NEGATIF DAN STRATEGI MENGELOLA JAM KOSONG PADA LINGKUNGAN SEKOLAH

 

 

MAKALAH

 

 

 

 

 



 

 

 

 

 

 

Disusun oleh:

Mochammad Raffa Syaibani

(18)

Ulil Absor

(36)

 

 

 

KELAS XI IPS 2

MADRASAH ALIYAH ALMAARIF SINGOSARI

MARET 2024




KATA PENGANTAR

 

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya, kami tidak akan mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Makalah ini disusun sebagai tanggapan terhadap permasalahan yang relevan dengan lingkungan sekolah, khususnya dalam mengelola jam kosong. Sebagai bagian dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang dampak dari jam kosong serta strategi yang dapat diadopsi untuk mengelolanya dengan efektif.

Dalam proses penyusunan makalah ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan, termasuk kepada pengajar kami, yang telah memberikan arahan dan tugas yang bermanfaat. Kami juga berterima kasih kepada pihak lain yang turut membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki ruang untuk ditingkatkan, dan kami mengharapkan masukan dan saran yang membangun dari pembaca untuk meningkatkan kualitasnya di masa mendatang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Malang, 28 Maret 2024

 

Penulis

 


DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.. ii

DAFTAR ISI. 1

BAB I PENDAHULUAN.. 2

1.1        Latar Belakang. 2

1.2        Rumusan Masalah. 3

1.3        Tujuan Penelitian. 3

BAB II PEMBAHASAN.. 4

2.1        Analisis dampak akibat adanya jam kosong. 4

2.2        Identifikasi strategi untuk mengelola jam kosong. 4

BAB III PENUTUP. 6

3.1        Kesimpulan. 6

3.1        Saran. 6

DAFTAR RUJUKAN.. 7

 

 

 

 

BAB I
PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

 

Pendidikan memiliki berbagai peranan penting dalam kehidupan manusia, oleh karena itu, setiap individu harus memprioritaskan akses terhadapnya. Peran pendidikan bagi manusia mencakup peningkatan status sosial, intelektual, dan moral, serta memungkinkan individu untuk memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat secara keseluruhan (Hasanah dkk., 2022). Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan fondasi utama dalam membentuk individu yang berdaya, baik secara sosial maupun intelektual. Dengan pendidikan yang berkualitas, individu memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka, serta memperbaiki sikap dan moralitas mereka. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi perkembangan pribadi mereka sendiri, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian, pendidikan bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk karakter dan kesiapan untuk berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

Pendidikan di negara ini tidak terbebas dari tantangan. Banyak permasalahan yang menjadi fokus perhatian dalam dunia pendidikan, seperti kekerasan di lingkungan sekolah, masalah kurikulum, dan lain-lain. Kendati demikian, permasalahan dalam pendidikan ini tidaklah tanpa jalan keluar. Namun, seringkali solusi yang telah ada belum memberikan dampak yang optimal sehingga menimbulkan masalah baru di masa depan. Oleh karena itu, dibutuhkan solusi baru yang efektif dan efisien dalam dunia pendidikan.

Salah satu aspek menarik yang layak diperhatikan adalah fenomena jam kosong selama proses pembelajaran di sekolah. Istilah "jam kosong" mengacu pada waktu di mana pengajar tidak dapat hadir, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti partisipasi dalam seminar, pelatihan, rapat sekolah, dan lain-lain. Secara umum, jam kosong sering disambut baik oleh para siswa yang merasa jenuh dengan suasana kelas. Pada saat tersebut, siswa memiliki kebebasan untuk melakukan aktivitas apa pun, kecuali jika pengajar yang absen tersebut menugaskan tugas kepada pengajar pengganti. Meskipun demikian, hal ini tidak menjamin bahwa siswa dapat belajar dengan efektif (Hasanah dkk., 2023).

Dalam konteks MA Almaarif Singosari, pemahaman yang menyeluruh tentang situasi jam kosong dalam pembelajaran menjadi krusial dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan memperhatikan latar belakang ini, analisis yang teliti terhadap pengaturan dan manfaat jam kosong di sekolah tersebut akan memfasilitasi identifikasi area-area yang memerlukan perbaikan atau pengembangan untuk mencapai standar pendidikan yang lebih optimal.

Melalui makalah ini, MA Almaarif Singosari diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang optimal bagi siswa dan pendidik, yang juga akan mendorong pencapaian prestasi akademik yang lebih baik serta pengembangan potensi siswa secara menyeluruh, termasuk dalam mengelola jam kosong.

 

 

 

1.2  Rumusan Masalah

 

1.     Apa dampak negatif yang muncul akibat adanya jam kosong di lingkungan sekolah?

2.     Bagaimana cara mengelola jam kosong agar dapat meningkatkan kesejahteraan dan keterlibatan murid?

 

1.3  Tujuan Penelitian

 

1.     Menganalisis dampak negatif yang muncul akibat adanya jam kosong di lingkungan sekolah dengan tujuan untuk memahami konsekuensi dari keberadaan jam kosong terhadap lingkungan belajar dan kesejahteraan siswa.

2.     Mengidentifikasi strategi terbaik dalam mengelola jam kosong agar dapat meningkatkan kesejahteraan dan keterlibatan murid dengan tujuan untuk mengembangkan panduan praktis bagi sekolah dalam memanfaatkan jam kosong secara efektif untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa.

 

 

 

BAB II
PEMBAHASAN

 

2.1  Analisis dampak akibat adanya jam kosong

 

Adanya jam kosong di lingkungan sekolah dapat memiliki dampak negatif yang signifikan. Pertama-tama, jam kosong cenderung menyebabkan penurunan produktivitas belajar siswa. Tanpa pengawasan langsung dari guru, siswa mungkin kehilangan fokus dan motivasi dalam menyelesaikan tugas atau mempelajari materi pelajaran. Selain itu, jam kosong juga meningkatkan risiko terjadinya perilaku negatif di antara siswa, seperti bullying, konflik antar siswa, atau bahkan tindakan kriminal. Kehadiran jam kosong dalam jadwal pelajaran memiliki dampak signifikan terhadap tingkat kenakalan siswa sebesar 87% (Hasanah dkk., 2023). Situasi ini terjadi karena pada saat terjadi jam kosong, siswa memiliki kebebasan untuk melakukan aktivitas apapun tanpa pengawasan dari pihak sekolah. Tugas yang diberikan oleh guru pengganti tidak selalu dipatuhi dengan baik oleh siswa karena kurangnya pengawasan yang ada.

Kehadiran waktu yang tidak terisi tidak hanya memicu perilaku bermasalah tetapi juga memengaruhi pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Guru yang memberikan perhatian penuh pada materi pelajaran dan melibatkan siswanya dengan baik dalam materi tersebut sangat penting (Alifah Asma Amalia & Muhammad Abduh, 2023). Ketidakstrukturan waktu luang juga dapat memperkuat kesenjangan akademik antara siswa yang berkinerja tinggi dan rendah, dengan siswa yang kurang terampil cenderung tidak memanfaatkan waktu luang untuk belajar mandiri. Selain itu, jam kosong juga dapat mengakibatkan pemborosan waktu yang berharga, dengan siswa cenderung menghabiskan waktu dengan kegiatan yang kurang produktif atau bahkan tidak bermanfaat. Hal ini dapat meningkatkan tingkat kecemasan dan stres siswa, terutama jika mereka merasa tidak produktif atau tidak terlibat dalam aktivitas yang bermakna. Terakhir, jam kosong juga dapat mengganggu keseimbangan antara waktu belajar yang dijadwalkan dan waktu istirahat yang diperlukan untuk pemulihan fisik dan mental siswa.

 

2.2  Identifikasi strategi untuk mengelola jam kosong

 

Salah satu strategi yang dinilai efektif dalam mengelola jam kosong di sekolah adalah melalui penerapan program pembelajaran yang berorientasi pada proyek atau kerja kelompok. Dalam program ini, siswa diberikan proyek-proyek yang menantang atau tugas kolaboratif yang memerlukan waktu lebih dari satu sesi pembelajaran. Dengan demikian, jam kosong dapat diisi dengan lanjutan dari proyek-proyek tersebut, memungkinkan siswa untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas yang kompleks.

Selain itu, program pembelajaran berbasis proyek juga dapat mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial, keterampilan pemecahan masalah, dan kreativitas mereka, yang merupakan aspek penting dalam pendidikan holistik. Dengan menerapkan strategi ini, sekolah dapat memaksimalkan potensi jam kosong untuk memperkaya pengalaman belajar siswa dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran.

Sebuah pendekatan yang juga efektif dalam mengelola jam kosong di lingkungan sekolah adalah melalui implementasi program pengawasan dan bimbingan yang terstruktur. Dengan memastikan adanya pengawasan yang memadai selama jam kosong, sekolah dapat mengurangi risiko terjadinya perilaku negatif atau kegiatan yang tidak produktif di antara siswa. Program pengawasan ini dapat melibatkan guru piket atau staf sekolah lainnya yang bertanggung jawab untuk memantau aktivitas siswa dan menyediakan bimbingan jika diperlukan. Selain itu, program ini juga dapat mencakup kegiatan pengembangan diri atau konseling yang ditawarkan kepada siswa selama jam kosong, sehingga mereka dapat memanfaatkan waktu luang mereka untuk merenungkan tujuan belajar mereka atau mendapatkan bantuan dalam menyelesaikan masalah pribadi atau akademik. Dengan penerapan program pengawasan dan bimbingan yang terstruktur, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung selama jam kosong, serta membantu siswa untuk mengembangkan diri mereka secara holistik.

Guru dapat memberikan kontribusi lebih terhadap murid dengan cara menawarkan diri untuk mengajar saat mereka tidak memiliki jadwal mengajar selama jam kosong dapat diarahkan untuk memberikan bimbingan tambahan kepada siswa yang membutuhkannya atau mengawasi ruang studi yang tersedia bagi siswa yang ingin belajar mandiri. Selain itu, pendekatan ini juga dapat mencakup penggunaan staf tambahan, seperti asisten guru atau pekerja sosial, untuk membantu dalam mengelola aktivitas siswa selama jam kosong. Dengan memanfaatkan sumber daya manusia secara efektif, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang terstruktur dan bermanfaat bagi siswa selama jam kosong, sehingga memaksimalkan potensi waktu luang mereka untuk belajar dan pengembangan pribadi.

 

 

 

 

 


BAB III
PENUTUP

 

3.1  Kesimpulan

 

Dari analisis dampak akibat adanya jam kosong di lingkungan sekolah, disimpulkan bahwa keberadaan jam kosong dapat membawa dampak negatif yang signifikan. Penurunan produktivitas belajar, peningkatan risiko perilaku negatif, seperti kenakalan siswa, dan ketidakseimbangan antara waktu belajar dan istirahat merupakan beberapa konsekuensi yang mungkin timbul. Strategi untuk mengelola jam kosong sangat penting dalam memitigasi dampak negatif tersebut.

Identifikasi strategi seperti penggunaan program pembelajaran berbasis proyek atau kerja kelompok, penerapan program pengawasan dan bimbingan yang terstruktur, serta optimalisasi sumber daya manusia sekolah adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengelola jam kosong secara efektif. Dengan menerapkan strategi-strategi ini, diharapkan sekolah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan bermanfaat bagi siswa selama jam kosong, serta memaksimalkan potensi waktu luang mereka untuk belajar dan pengembangan pribadi ataupun eksplorasi diri.

 

3.1  Saran

 

Untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan waktu luang siswa di sekolah, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan. Pertama, melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan jam kosong dapat meningkatkan rasa memiliki siswa terhadap kegiatan yang diselenggarakan selama jam tersebut. Dengan demikian, mereka akan lebih termotivasi untuk aktif berpartisipasi dan memanfaatkan waktu luang dengan baik. Selanjutnya, sekolah dapat menyediakan program pengembangan diri yang beragam selama jam kosong, seperti pelatihan keterampilan interpersonal, pelatihan kepemimpinan, atau sesi konseling individu. Hal ini akan membantu siswa dalam pengembangan potensi pribadi mereka secara menyeluruh. Selain itu, Guru juga dapat mengadakan sesi diskusi atau forum terbuka selama jam kosong untuk memfasilitasi kolaborasi antara guru dan siswa.

Evaluasi dan penyesuaian berkelanjutan juga diperlukan untuk memastikan efektivitas strategi pengelolaan jam kosong yang telah diterapkan. Dengan menerapkan saran-saran ini secara konsisten, diharapkan sekolah dapat menciptakan lingkungan yang lebih dinamis dan bermanfaat bagi siswa selama jam kosong, serta memberikan pengalaman belajar yang lebih menyeluruh dan positif bagi siswa.

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR RUJUKAN

 

 

Alifah Asma Amalia, & Muhammad Abduh. (2023). Jam Kosong & Upaya Guru Mengatasinya di Sekolah Dasar. Jurnal Elementaria Edukasia, 6(4), 2006–2016. https://doi.org/10.31949/jee.v6i4.7484

Hasanah, H., Achmad, Z., & Banten Jaya, U. (2023). AKTIVITAS SISWA SMKN 1 SERANG TERHADAP PENGGUNAAN JAM KOSONG DI KELAS (Vol. 9, Nomor 1).

Hasanah, H., Andhayani, M., Banten Jaya, U., & Syekh Nawawi Al Bantani Komplek Boru Kota Serang, J. (2022). Studi Survei Penggunaan Waktu Jam Kosong pada Siswa Kelas XI di SMK Banten Jaya. Journal on Education, 05(02), 1813–1819.

 

RESENSI AFIQ HUSNATU ZAHRA

 RESENSI NOVEL  Judul laut bercerita  Penulis:Kelas.chudori  “Laut Bercerita” adalah sebuah novel karya Leila S. Chudori yang diterbitkan p...