Rabu, 13 Desember 2023

CERPEN M. AFRICK NAFSAK

 

Pengalaman

Oleh: M. Africk Nafsak

Dzili adalah seorang mahasiswa jurusan sejarah di salah satu Perguruan Tinggi favorit di Malang. Setiap hari bertemu dengan aku di kampus. Suatu hari, dia bercerita tentang masalah hidupnya. Dia berpikir kalau orang lain selalu terlihat senang dan bahagia terlepas dari masalah yang dialami dalam hidupnya. Mereka seperti terlihat orang-orang yang tak memiliki beban di pundaknya. Namun anehnya,Dzili merasa tidak terlalu suka saat melihat teman-temannya tersenyum bahagia.

 

“frich, kok aku aneh ya selalu merasa bahwa kehidupan orang lain selalu baik-baik saja bahkan terlihat seperti tidak punya masalah, beda banget sama kehidupan aku yang rasanya punya banyak beban terus aku juga merasa tidak bisa bahagia.” Kata Dzili waktu itu.

 

Pada waktu itu juga aku mengatakan Dzili bahwa setiap orang memiliki permasalahan dan beban hidup yang ditanggung olehnya. Pastinya masing-masing beban hidup yang dialami setiap orang pasti berbeda-beda. Jika beban dianggap selalu dibandingkan dengan orang lain maka tidak percaya bahwa semua itu akan semakin berat.

 

Yang selama ini menghargai Dzili tentang orang lain tidak semuanya benar. Padahal dia sendiri tidak tahu betul bahwa orang lain selalu baik-baik saja bisa jadi kebalikannya, serta perjuangan orang-orang bagaimana kondisi baik dirinya sendiri. Bisa saja mereka telah berhasil melalui masa-masa terberat dalam hidupnya.

 

Setelah itu, dia hanya membacai kata-kataku. Dia melihat apa yang aku katakan saat itu. Meskipun terkadang menasehati orang lain tidak menasehati diri sendiri. kadang aku sendiri masih suka membanding-bandingkan diri dengan orang lain.

 

Waktu dulu aku juga pernah merasakan seperti di posisi Dzili saat ini. Saat itu juga ada yang menasehati aku bahwa Tuhan selalu memberikan beban masalah sesuai dengan kemampuan masing-masing orang. Oleh karena itu respon dari orang-orang pun juga berbeda-beda, terkadang ada yang merasa dibebani ada juga yang tidak.

 

“Tuhan tahu seberapa kuat kita untuk bisa menghadapi masalah yang diberikan oleh-Nya, maka dari itu kalau soal porsi juga ya, karena kita tahu kalau Tuhan itu memang Maha Adil,” ujar seseorang kepadaku.

 

Mulai saat itu aku mulai introspeksi dengan diriku sendiri. Aku berusaha untuk menyelesaikan segala permasalahan yang menimpaku dengan hati yang lapang. Karena dengan begitu aku bisa menjadi bahagia. Aku juga tidak perlu membandingkan diriku dengan orang lain. Aku hanya perlu membandingkan diriku dengan aku yang kemarin. Maka dari itu aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik hingga saat ini.

 

Aku juga percaya jika setiap masalah yang menimpaku nantinya bisa menjadi masalah yang mungkin terjadi. Karena selalu ada hikmah yang bisa aku ambil dari setiap suka dan duka ku. Yang membuat saya selalu yakin adalah setiap permasalahan yang datang dan dirancang oleh-Nya.

 

BIONARASI

Hai, kak, bagaimana kabar nya, semoga slalu dalam kondisi sehat selalu ya, oh iya nama ku Africh siswa kelas Xl jurusan ips, aku akan membawa kan sebuah cerpen dengan judul "pengalaman" mohon maaf jika ada salah kata, semoga cerpen ini bisa menjadi motivasi buat teman teman.

TEKS CERAMAH AHMAD FAISAL FAKHRI

 

Topik: Masalah Pendidikan Budi Pekerti

Tema: Membangun Karakter Mulia

Tujuan: Informatif

Assalamualaikum wr.wrb.

Saudara-saudara sekalian, Pendidikan, sebuah landasan penting dalam membentuk masa depan generasi penerus. Hari ini, saya ingin berbicara tentang aspek pendidikan yang tak kalah pentingnya, yaitu pendidikan budi pekerti atau karakter. Kita semua menyadari bahwa memiliki pengetahuan akademis yang tinggi bukanlah satu-satunya kunci kesuksesan. Karakter dan budi pekerti yang baik juga menjadi landasan utama dalam mengarungi kehidupan.

Dalam dunia yang terus berkembang, kita harus mengakui bahwa tantangan yang dihadapi oleh generasi muda tidak hanya sebatas pengetahuan teknis. Pendidikan budi pekerti menjadi semakin krusial dalam menanggapi berbagai masalah kompleks di masyarakat saat ini. Ini bukan sekadar soal bagaimana menghitung rumus matematika atau memahami hukum fisika, tetapi juga tentang bagaimana kita bertindak dan berinteraksi dengan sesama.

Pendidikan budi pekerti bukanlah tugas yang hanya dapat diemban oleh lembaga pendidikan formal. Ini adalah tanggung jawab bersama, yang dimulai dari keluarga, didukung oleh sekolah, dan diperkuat oleh lingkungan masyarakat. Kita perlu menciptakan lingkungan yang merangsang perkembangan karakter positif. Inilah fondasi utama yang akan membantu generasi penerus kita menjadi pribadi yang berintegritas, bertanggung jawab, dan memiliki empati terhadap sesama.

Sebagai orangtua, kita memiliki peran besar dalam membentuk karakter anak-anak kita. Memberikan contoh yang baik, mendidik dengan nilai-nilai moral, dan mendengarkan dengan penuh perhatian adalah langkah-langkah awal yang dapat kita ambil. Anak-anak belajar dengan cara melihat dan meniru, oleh karena itu, kita sebagai panutan mereka harus selalu memperlihatkan sikap dan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai luhur.

Bagi para pendidik, tugasnya tidak hanya mengajar materi pelajaran, tetapi juga membimbing siswa dalam pengembangan karakter mereka. Pendidikan budi pekerti seharusnya menjadi bagian integral dari kurikulum, dengan memberikan ruang dan waktu yang cukup untuk membahas nilai-nilai moral, etika, dan tanggung jawab sosial.

Selanjutnya, masyarakat juga memiliki andil besar dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pendidikan budi pekerti. Kita perlu mendorong inisiatif dan program-program yang mengedepankan nilai-nilai positif, serta memberikan penghargaan pada perilaku yang mencerminkan budi pekerti yang baik.

Dalam menghadapi berbagai tantangan global, memiliki generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga berbudi pekerti luhur menjadi kebutuhan mendesak. Pendidikan budi pekerti bukanlah pilihan, melainkan suatu keharusan. Mari bersama-sama membangun fondasi kuat karakter yang akan membimbing anak-anak kita menuju masa depan yang penuh keberhasilan dan kebahagiaan. Terima kasih.

Wassalamualaikum wr. wb.

·       Analisis struktur:

-Pembuka: P1

-Isi: P2-P6

-Penutup: P7

  • -Kata Ganti Sapaan: Saudara-saudara sekalian, Kita semua, Anda (dalam "Anda memiliki peran besar").
  • Kata Ganti orang pertama: Saya dan Kita
  • Kata Ganti Kelompok: Mereka dan Kami
  • Kalimat Imperatif:
    • "Mari bersama-sama membangun fondasi kuat karakter..."
    • "Kita perlu menciptakan lingkungan yang merangsang perkembangan karakter positif."
  • Kata Teknis/Istilah:
    • "Pendidikan budi pekerti"
    • "Kurikulum"
    • "Landasan utama"
  • Kata Kerja Mental:
    • "Mengakui"
    • "Menyadari"
    • "Mendorong"
  • Kalimat Majemuk Bertingkat:
    • "Dalam dunia yang terus berkembang, kita harus mengakui bahwa tantangan yang dihadapi oleh generasi muda tidak hanya sebatas pengetahuan teknis."
    • "Sebagai orangtua, kita memiliki peran besar dalam membentuk karakter anak-anak kita. Memberikan contoh yang baik, mendidik dengan nilai-nilai moral, dan mendengarkan dengan penuh perhatian adalah langkah-langkah awal yang dapat kita ambil."
    • "Bagi para pendidik, tugasnya tidak hanya mengajar materi pelajaran, tetapi juga membimbing siswa dalam pengembangan karakter mereka."

CERPEN AHMAD FAISAL FAKHRI

 Pergantian Musim

Oleh: Ahmad Faisal Fakhri


Di sebuah desa kecil yang tersembunyi di antara bukit-bukit hijau, hiduplah seorang gadis bernama Maya. Maya adalah gadis yang penuh semangat dan selalu ceria, terutama ketika musim panas tiba. Namun, suatu hari, kehidupannya berubah saat musim gugur datang.


Musim panas meninggalkan desa dengan riuhnya yang penuh warna. Bunga-bunga yang indah berkembang dengan subur, dan matahari terbenam memberikan kilauan emas di langit. Tetapi, begitu musim gugur tiba, daun-daun mulai berubah warna menjadi kemerahan dan kuning, dan angin sepoi-sepoi mulai bertiup menghembuskan lembaran-lembaran daun yang gugur.


Maya, yang biasanya senang berlarian di antara padang rumput hijau, merasa sedikit kehilangan keceriaannya. Dia merasa seperti kehidupan di desa kecilnya ikut berubah bersama pergantian musim. Teman-temannya mulai sibuk dengan persiapan untuk musim dingin, dan senyuman mereka menjadi semakin jarang.


Suatu hari, Maya bertemu dengan seorang kakek tua yang duduk di bawah pohon ek tua. Kakek itu terlihat bijak dan tenang, dan senyumnya seperti mengandung cerita yang mendalam. Maya mendekatinya dan duduk di sebelahnya.


"Kenapa musim gugur membuat semua orang tampak sedih, Kakek?" tanya Maya dengan penuh rasa ingin tahu.


Kakek tersenyum lembut dan berkata, "Musim gugur adalah waktu ketika alam bersiap-siap untuk beristirahat. Seperti manusia, alam juga butuh istirahat agar bisa tumbuh kembali dengan lebih kuat lagi."


Maya memandang sekitarnya dan mulai memahami. Meskipun warna-warna musim gugur tampak melankolis, mereka juga menyimpan keindahan tersendiri. Kakek itu melanjutkan ceritanya, menceritakan tentang keajaiban alam yang tersembunyi di balik pergantian musim.


Seiring waktu berlalu, Maya mulai melihat keindahan musim gugur dengan mata hatinya yang baru. Dia menghabiskan waktunya berjalan-jalan di hutan, menikmati jatuhnya daun yang seperti lukisan langit-langit emas. Teman-temannya yang awalnya tampak sedih juga mulai menemukan kebahagiaan dalam keindahan musim gugur.


Suatu hari, Maya mendekati kakek tua itu lagi untuk berterima kasih. "Terima kasih, Kakek, telah mengajarkan saya melihat keindahan di setiap musim, termasuk musim gugur," ucap Maya dengan tulus.


Kakek itu hanya tersenyum dan berkata, "Kehidupan adalah perjalanan yang penuh dengan musim. Setiap musim membawa pelajaran dan keindahan tersendiri. Yang penting adalah kita belajar untuk menghargai setiap detiknya."


Maya mengangguk mengerti, dan bersama-sama dengan teman-temannya, mereka merayakan musim gugur dengan senyuman yang tulus. Pergantian musim bukan lagi sesuatu yang membuat mereka sedih, melainkan sebuah petualangan baru yang menyimpan keajaiban di setiap langkahnya.


BIONARASI

Hai, kak, bagaimana kabar nya, semoga slalu dalam kondisi sehat selalu ya, oh iya nama ku Ahmad Faisal Fakhri siswa kelas Xl jurusan ips, aku akan membawa kan sebuah cerpen dengan judul "pengalaman" mohon maaf jika ada salah kata, semoga cerpen ini bisa menjadi motivasi buat teman teman.


Minggu, 10 Desember 2023

CERPEN M.ZAENAL ALI

 

Pertempuran Dua Jiwa

 

Di pinggiran kota Gadingharja, terdapat SMU Merapi yang dikenal sebagai medan pertempuran antar geng pemberani. Asal usul konflik ini berawal dari dua pemuda yang membentuk aliansi tak terkalahkan, Duo Maut. Rendra, seorang pemuda cerdas namun keras kepala, dan Aji, sahabatnya yang memiliki naluri pertarungan yang tajam, membentuk pasangan yang sulit ditaklukkan di antara siswa-siswa SMU Merapi. 

Mereka menjadi sosok legendaris, menimbulkan kekacauan di antara geng-geng lain yang berusaha menandingi kehebatan Duo Maut. Di sisi lain, Galang, pemimpin kejam dari Rajawali Hitam, memiliki dendam terpendam terhadap Rendra dan Aji karena sebuah insiden masa lalu. Pertempuran antara Duo Maut dan Rajawali Hitam menjadi puncak ketegangan di sekolah ini.

Ketegangan semakin meruncing ketika Maya, teman dekat Rendra, menjadi sasaran empuk pengkhianat. Dengan liciknya, Bima, anggota Duo Maut yang tergoda oleh janji kekuasaan, menyampaikan informasi rahasia kepada Galang. Dialog keras dan ancaman saling terdengar di antara kantin sekolah yang riuh. 

"Kau benar-benar bedebah, Bima! Menjual teman sendiri!" desis Rendra sambil menatap mata sahabat yang telah berkhianat.

Sementara itu, kedua geng bersiap-siap untuk pertarungan besar di lapangan belakang. Dialog panas dan umpatan saling bergema di udara. "Keparat! Kau pikir kau bisa menghentikan kita?" teriak Galang sambil mengepalkan tinjunya.

Dalam pertarungan yang melibatkan pisau-pisau kecil, tongkat besi, dan serangan bertubi-tubi, karakter yang akan mati, Maya, terluka parah di tengah pertarungan. Rendra berusaha menyelamatkannya, namun terhalang oleh serangan brutal Galang. 

"Maya! Jangan tinggalkan aku!" desis Rendra dengan suara yang terengah-engah.

Saat keheningan mulai menyelimuti lapangan belakang, Rendra dan Aji menggandeng tubuh lemah Maya. Kejadian itu menyedihkan hati siswa-siswa yang menyaksikan, meruntuhkan keangkuhan geng-geng yang terlibat.

Pertarungan itu akhirnya berakhir, meninggalkan korban dan luka yang mendalam di hati masing-masing karakter. Konflik ini memberikan pelajaran bahwa dendam dan kebencian hanya akan membawa kehancuran, bahkan di antara geng pemberani sekalipun.

CERPEN M. RAFFA SYAIBANI

 

Rintik Kenangan di Kota Kecil

Di sudut kota kecil yang sepi, hujan turun dengan gerimis halus. Dari balik jendela kamarnya, Maya duduk di kursi kayu, memandangi tetesan air yang menari-nari di kaca. Dia merasa sepi, seperti hujan yang perlahan membasahi hatinya yang sunyi. Dengan mata sayunya, dia mengingat kisah cinta yang pernah bersemi di musim hujan seperti ini, kisah yang kini hanya tinggal kenangan. Sembari menyesap secangkir kopi hangat, dia merenung tentang perjalanan hidupnya yang dipenuhi oleh rintangan dan kenangan manis di bawah rintik hujan.

Di gang sempit tepat di depan toko buku tua, Pak Agus, seorang penjual buku keliling, berteduh dari guyuran hujan. Dia tersenyum melihat pelanggan tetapnya, Maya, yang duduk termenung di sana. Pak Agus menutup bukunya dan mengenang perjalanan hidupnya yang penuh warna. Di bawah payung usangnya, dia merasakan kenangan masa kecil di desa, di mana hujan adalah sahabat setia yang menyaksikan pertumbuhan dan perubahan. Hujan mengajarkannya tentang kesabaran dan ketabahan, sifat-sifat yang kini terpatri dalam dirinya seperti air yang meresap ke dalam tanah.

Di pojok warung kopi, Mas Budi, seorang pemusik jalanan, duduk dengan gitar kesayangannya. Jari-jarinya memetik senandung hujan yang mengalun lembut. Dalam kenangan yang mengalir bersama melodi hujan, Mas Budi merenung tentang mimpi-mimpi yang pernah terlupakan di tengah kesehariannya yang sederhana. Hujan adalah saksi bisu bagaimana dia bertahan dan terus mencari arti dari setiap nadanya yang tercipta di pelukan petrichor.

Malam semakin larut, dan hujan masih setia mengiringi langkah-langkah kehidupan mereka. Di bawah payung kenangan, Maya, Pak Agus, dan Mas Budi, masing-masing membawa cerita hidupnya yang terukir oleh rintik hujan. Dalam kesunyian malam, hujan menjadi penghubung antara masa lalu, kini, dan masa depan, menciptakan keajaiban di setiap detiknya.

 

 

GLOSARIUM

Petrichor aroma alami yang dihasilkan saat hujan jatuh di tanah kering.


BIONARASI

Hai para pembaca!! Saya Mochammad Raffa Syaibani. Saya saat ini tinggal di Singosari, Malang. Saya Seorang pelajar dari Madrasah Aliyah Almaarif Singosari. 

"Rintikan Hujan di Kota Kecil" adalah karya saya  yang pertama kali ikut dalam penerbitan. Jadi mohon maaf bila masih ada kurang ataupun cacat. Saya harap karya Saya dapat menjadi inspirasi dan mungkin sebagai ide untuk kalian semua. Terimakasih karena sudah berkenan untuk membaca karya Saya.

Sabtu, 09 Desember 2023

CERPEN ULIL ABSOR

 

SATU TEMAN SATU RASA

Satria membuang putung rokok sembarangan “Yah,bro.lo gak mencerminkan calon generasi baik dalam diri lo kalo lo buang sampah kek gini” Satria melengos mendengar sahutan Vero.”Gini-gini gue berguna bagi nusa dan bangsa coy”jawab satria lalu menyeruput capuccino nya.Leo mencibirnya “yang ada berguna bagi nusa dan rara bego!”kemudian mereka tergelak.Satria menatap tajam mereka satu per satu.”Btw..kalian inget nggak sama cewek yang nantangin gue waktu itu?”Tanya satria.”ohhh,ghea maksud lo?”sahut vero. Sebagai playboy cap badak lo tentu tau siapa gadis paras cantik yang berani beraninya nantangin ketua mereka. Satria Mahesa ketua geng alvedous yang telah 3 tahun berdiri.”Napa lo?naksir?” bagas yang tiba tiba melontarkan pertanyaan itu. “Hmm,dia cukup menarik” balasnya dengan senyuman smirk khasnya.Leo terbungkam,karna lagi-lagi ia dan Satria menyukai gadis yang sama. “Lagi?tapi kali ini gak gue biarin,sat”batin Leo.

“Sat makin deket aja lo sama tuh cewek!”Seru vero setelah melihat satria pergi dari kantin bersama ghea. Satria menghampiri mereka.”syirik amat lo!” satria sewot. “lo demen ama dia,sat?”tanya bagas. Satria menautkan alisnya,ia juga bingung “hmm,maybe” jawabnya “gue kasih tantangan kalo lo berhasil dapetin dia,gue kasih rangerover gua yang baru beli kemarin”Leo menantang. “Gue kasih apapun deh..asal ngotak yee!!” sahut vero. Bagas mengernyit. “gue gak ikut ikut dah” balas bagas. Satria tampak berpikir keras dan menjawab “hmm deal!!” jawab mereka serempak.

“Lo kenapa nyari masalah mulu sama gue ha?!” seru satria lantang dengan menatap tajam leo. “masalah apa,sat?” jawabnya santai seolah olah meremehkan satria.ia menarik kerah baju leo.” Maksud lo apaan ngomong ke ghea kalo gue jadiin dia barang taruhan,ha?!” leo mencekal satria yang menarik kerahnya. “tapi emamg nyata kan?” pancingnya dengan senyuman masam.”TAPI LO YANG PUNYA IDE G*BL*K!!”Satria tersulit emosi.bisa bisa nya teman yang ia percayai menusuknnya dari belakang. “KARNA GUE SAYANG SAMA DIA,SAT!!” mendengar jawaban leo, satria mendorongnya hingga punggungnya menabrak pohon mereka berada di halaman belakang.

“Kasih dia buat gue ,sat. Gue udah ngasih kayla buat lo. Masak lo mau ambil ghea juga sat?!” satria kesal dengan ucapan leo ia hanya mengacak rambutnya frustasi “serakah lo ANJ*NG!!” umpat leo pada satria. Hal itu memancing emosi satria ia menghantam sudut bibir leo hinga membuat luka memar disana. “BERHENTI!” suara bagas memberhentikan gerakan satria yang hendak memukul leo lagi. “TEMEN LO ITU SAT” seru vero terkejut melihat temannya berkelahi demikian hanya karna seorang perempuan. “dia bukan temen gue ANJ!!” sahut satria menatap nanar leo. Satria sudah siap akan melayangkan pukulan pada wajah leo tapi... “NGAPAIN KALIAN DISINI!BALIK!!BERDIRI DI LAPANGAN SAMPAI ISTIRAHAT!”seru pak broto. Satria merapikan seragamnya lalu melangkah mendahului mereka. Leo bangkit dan mengikuti langkah kaki mereka menuju ke lapangan.

Mereka berdiri rapi satria di ujung dan Leo pun berdiri di paling pojok. Perang dingin antara mereka membuat suasana terasa absurd. Bagas menatap vero. Lalu kembali hormat pada bendera. “Ga habis pikir gue sama lo berdua, kita temenan udah 3 tahun kalah sama cewek yang baru kalian temui 3 bulan yang lalu”. Vero tersenyum miring mendengar penuturan bagas. “inget bro,kenangan yang udah kita buat. Masak mau musnah gitu aja Cuma gegara 1 cewek? Hah,konyol. Itu Cuma pikiran anak labil aja sih” lanjut vero. Bagas menepuk bahu satria menyadarinya. Begitu pula dengan vero ia merangkul leo. Satria menatap lekat leo lalu mengulurkan tangan dan berdamai. “Sorry le,gue ga bisa mikir panjang. Gue terlalu emosi. Gue kasar,sorry” Leo menerima uluran tangan satria. “Gue juga sorry gue egois” Satria menepuk bahu leo memaklumi. “Damai nihh yee” Vero memecah keheningan kemudian mereka terkekeh bersama. Begitulah pertemanan yang telah mereka jalin. Begitu banyak kenangan yang sudah dibuat bersama hingga begitu sulit bagi mereka untuk melakukan perpisahan. Apalagi hanya karena masalah kecil. Halangan untuk tetap bersama pasti ada, tapi hanya dengan jiwa kesolidaritasan lah yang bisa tetap membuat mereka harus terus bersama selamanya.

CERPEN M.IAM MIRZA

 

"Melodi Sisi Tersembunyi"

Hari itu, di sebuah desa kecil yang terpencil, hiduplah seorang pemuda bernama Adi. Adi adalah seorang pecinta ular yang memiliki obsesi yang tidak biasa terhadap makhluk yang sering dihindari oleh kebanyakan orang. Rumahnya penuh dengan terrarium berisi berbagai jenis ular eksotis.

Adi tumbuh dengan kegembiraan melihat ular-ularnya berkelana di dalam terrarium. Dia memberi nama kepada masing-masing ularnya dan bahkan mengajarkan trik-trik sederhana pada beberapa ular peliharaannya. Meskipun tetangga-tetangganya skeptis dan takut, Adi tetap setia pada cintanya pada ular.

Pada suatu pagi, ketika matahari masih setengah tersembunyi di balik awan, Adi melihat sesuatu yang menarik di hutan dekat desanya. Ia mendengar tentang legenda ular raksasa yang diyakini hidup di dalam hutan tersebut, dan kini keingintahuannya memuncak. Tanpa ragu, Adi mempersiapkan peralatan dan berangkat menuju petualangan yang menantang.

Ketika dia memasuki hutan, dia merasakan atmosfer yang berbeda. Daun-daun berdesir di atas kepalanya, dan sinar matahari terhalang oleh kanopi pepohonan yang rapat. Adi melangkah lebih dalam, diikuti oleh getaran hati yang semakin cepat.

Tiba-tiba, di balik semak-semak, Adi melihat sesuatu yang membuatnya terpana. Di depannya terdapat ular raksasa, sepanjang sepuluh meter, dengan motif kulit yang indah dan mata yang tajam. Ini adalah ular legendaris yang dihormati oleh masyarakat sekitar.

Meski dihadapkan pada ular raksasa yang menakutkan, Adi merasa tidak takut. Sebaliknya, dia merasa terhubung dengan makhluk tersebut. Dengan hati-hati, Adi mendekati ular tersebut dan, untuk kejutan semua orang, ular itu memberikan reaksi yang positif. Adi membelainya dan bahkan memberikan nama pada ular itu, Melodi.

Adi dan Melodi menjadi pasangan tak terpisahkan. Masyarakat desa yang awalnya meragukan hubungan mereka akhirnya mengakui keistimewaan ikatan tersebut. Adi mengajarkan penduduk desa tentang keindahan ular dan menghapus ketakutan mereka. Melalui keberanian dan cinta Adi pada ular, dia berhasil mematahkan stereotip dan membuka mata orang-orang terhadap keajaiban alam.

Kisah Adi dan Melodi menjadi inspirasi bagi banyak orang, membuktikan bahwa cinta dapat melewati batasan-batasan yang ada di masyarakat. Mereka hidup bahagia bersama, mengajarkan bahwa keindahan terkadang tersembunyi di tempat-tempat yang tidak terduga, termasuk dalam pelukan seorang pecinta ular.

CERPEN MAULIDA NUR HANIFAH

 KEHILANGAN

Pagi ini seperti biasa aku sedang bersiap-siap untuk pergi sekolah. “Rania cepat sudah ditunggu ayah di luar”, teriak ibuku. Aku buru-buru keluar kamar untuk menghampiri ayah dan tak lupa membawa bekal yang sudah disiapkan oleh ibu. “aku berangkat dulu ya bu”, ucapku sambil mencium tangan ibu. Setiap pagi ayah selalu mengantarku sekolah kemudian lanjut bekerja, karena tempat kerja ayah searah dengan sekolahku.

Sesampainya di sekolah aku menyapa teman-temanku yang sudah datang terlebih dahulu. Tak lama kemudian bel pelajaran berbunyi. Seperti biasa kita berdoa terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran. Setelah 4 jam, bel istirahat berbunyi. Aku dan teman-temanku berkumpul dalam satu meja untuk makan bekal bersama. Setelah makan bekal kita lanjut membahas ujian karena kita sudah kelas 12 otomatis akan banyak ujian sebelum kita benar-benar lulus. Pukul 2 siang bel pulang berbunyi, semua murid bersiap untuk pulang termasuk aku.

Saat sampai dirumah, aku langsung ganti baju dan makan. Setelah itu aku pergi ke warung ibuku untuk membantunya. Kebetulan ibu membuka warteg yang tak jauh dari rumah. Seperti biasa ibu selalu sibuk melayani pembeli yang ingin makan. Ibu memang berjualan sendiri karena ayah juga bekerja. Ibu berpikir ini hanya warteg kecil jadi ia masih bisa melayani pembeli sendiri, tapi aku juga sering membantunya.

Hari mulai petang ibuku segera menutup warungnya karena memang dari awal warung ini bukanya hanya sampai jam 5 sore. Kita berdua pulang ke rumah dan bersih-bersih badan. Setelah itu ibu menyiapkan makan malam karena habis ini ayah pulang. Suara klakson terdengar dari luar itu tandanya ayah sudah pulang. Aku segera membukakan pintu dan benar sekali ayah sedang memarkirkan motornya. Ayah menghampiriku sambil menyodorkan sesuatu yang terbungkus dalam kantong keresek. “Ayah belikan martabak kesukaanmu sama ibumu sana bawa masuk”, ucap ayah sambil tersenyum. Ayah paling tau tentang cara membahagiakan keluarga kecilnya meskipun hanya dengan hal-hal kecil. “Ayah mandi dulu habis itu kita makan” perintah ibu ke ayah. Ayah tersenyum sambil berkata “iya sayangku..”. Aku tersenyum melihat tingkah kedua pasangan tersebut. Memang jarang aku melihat mereka bermesraan di depanku tapi yang aku tau mereka adalah dua orang yang saling mencintai.

Keesokan harinya saat aku hendak berangkat sekolah tiba-tiba aku mendengar suara orang batuk ternyata itu ayahku. Di ruang tamu aku melihat ayah sedang batuk-batuk dan ibu yang khawatir dengan keadaannya. “Rania hari ini kamu berangkat sekolahnya naik ojek saja ya sepertinya ayah lagi tidak enak badan”, ucap ibu. Aku hanya mengangguk dan segera berpamitan untuk pergi sekolah. Selama di perjalanan aku memikirkan kondisi ayah apakah ia baik-baik saja, karena aku takut kalau terjadi apa-apa dengan ayah. Saat pulang sekolah aku terkejut melihat rumah yang kosong, dan motor ayah yang berada di rumah. Tiba-tiba teleponku berbunyi, ibu meneleponku dan bilang kalau ayah sedang dirawat di Rumah Sakit.

Aku segera pergi ke Rumah Sakit tanpa mengganti bajuku terlebih dahulu. Sesampainya di sana aku segera mencari kamar ayah, dan benar sekali aku melihat ayah yang sedang terbaring lemas di atas ranjang dan ibu yang duduk disampingnya. “Ayah kenapa?”, tanyaku. “Penyakit ayahmu kambuh lagi nak”, jawab ibu. Dari aku kecil ayah sudah mengidap penyakit liver. Sudah beberapa hari ayah dirawat di Rumah Sakit dan tak kunjung membaik. Aku dan ibu mulai cemas memikirkan keadaan ayah. Ayah tambah kurus semenjak di rumah sakit. Selama ayah dirawat di Rumah Sakit ibu tidak membuka warungnya karena menemani ayah. Aku tidak bisa menemani ayah seharian karena aku juga harus sekolah apalagi sekarang ujian. Meskipun begitu setiap pulang sekolah aku pasti ke Rumah Sakit untuk menjenguk ayah.

Ini sudah hari ke lima ayah dirawat di Rumah Sakit. Sepulang sekolah nanti aku akan menjenguk ayah sambil membawakan roti bakar kesukaannya. Saat sampai di Rumah Sakit aku melihat kondisi ayah yang mulai membaik senyum di wajahnya sudah terukir kembali. “Ayah ini Rania bawakan roti bakar kesukaan ayah dimakan ya”, ucapku. “Pasti ayah makan nak kamu taruh di atas meja dulu”, jawab ayah. Kondisi ayah yang kian membaik akhirnya oleh dokter sudah diperbolehkan pulang.

Tak terasa hari-hari berlalu dan aku akan segera wisuda. Aku sangat berharap ayah dan ibu dapat menemaniku wisuda nanti. Pagi ini seperti biasa ayah mengantarku ke sekolah, tapi tidak lanjut bekerja karena tidak diperbolehkan sama ibu. Saat pulang sekolah tiba-tiba ibu meneleponku dan bilang kalau ayah masuk Rumah Sakit lagi. Sontak aku terkejut dan bergegas pergi ke Rumah Sakit. Sesampainya di sana aku segera menghampiri ayah, terlihat ayah mulai lemas tak berdaya. “Yah kurang tiga hari lagi aku wisuda ayah sembuh ya”, pintaku pada ayah. Respon ayah hanya tersenyum sambil mengusap wajahku.

Keesokan harinya aku sudah merencanakan untuk ke Rumah sakit lebih awal, dan berharap kondisi ayah akan membaik. Tapi ternyata harapan itu salah sesampainya di sana aku melihat ibu menangis di depan kamar ayah. “Ibu kenapa? Apa yang terjadi dengan ayah?”, aku terus menerus menanyakannya pada ibu. Kemudian dokter keluar dari kamar ayah dan berkata kalau ayah sudah meninggal. Sekejap dunia rasanya berhenti, jantungku berdetak dengan cepat dan aku tidak bisa menahan air mataku. Aku segera masuk dan melihat ayah yang pucat dan tak ada lagi senyuman di wajahnya. Sama sepertiku ibu juga tidak bisa menahan air matanya. Kami berdua sama-sama merasa kehilangan.

Tepat hari ini, hari di mana aku wisuda. Hari yang sudah kunanti-nantikan ini terasa begitu hampa, disaat murid-murid lain merasa berbahagia aku malah merasakan sakit yang begitu dalam. Harapanku wisuda ditemani ayah dan ibu hilang begitu saja. Aku melihat sekeliling banyak orang tertawa bahagia, sedangkan aku hanya terdiam sendiri. Tiba-tiba ada yang menepuk pundakku dan ternyata itu adalah ibu. “Sudah jangan terlarut dalam kesedihan, hari ini adalah hari spesial untukmu Rania”, ucap ibuku. Aku melihat ibu sangat tegar dalam meyakinkanku padahal sebenarnya ibu juga menyimpan rasa sakit yang sangat dalam, tapi ia menutupinya agar aku tidak bersedih.

Saat namaku disebut sebagai salah satu wisudawan terbaik di situlah tak terasa air mataku jatuh. Rasa senang dan sedih bercampur aduk menjadi satu. Aku senang karena aku menjadi salah satu wisudawan terbaik, namun disisi lain aku sedih karena ayah tidak hadir menemaniku di sini. Setelah acara selesai ibu menghampiriku dan berkata “good job ibu bangga sama Rania”. Kemudian ibu memelukku.

 

BIONARASI

Halo everyone!

Nama saya Maulida Nur Hanifah. Saya lahir di Batu, 31 Maret 2007. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan di Madrasah Aliyah Almaarif Singosari. Dan saat ini saya duduk dibangu kelas 11. Cita-cita saya ingin menjadi pengusaha muda yang sukses dan dermawan. Tapi cita-cita utama saya adalah membahagiakan kedua orang tua saya, karena saya percaya tidak ada yang lebih indah selain kebahagiaan orang tua yang melihat anaknya sukses.

 

Karya tulis yang berjudul "KEHILANGAN" adalah karya pertama yang saya buat. Saya sangat suka membuat cerita tapi tidak pernah saya jadikan cerita yang utuh. Jika anda ingin bertanya atau berkomentar tentang cerita ini atau bahkan mau cari tahu tentang saya bisa melalui instagram saya @_fahnva

 

See you gais!

CERPEN ABDILLA ROSYIDA

 

SAKSI HUJAN

 

Pagi hari dengan cuaca yang mendung beserta air berjatuhan dari atas awan, membuatku semakin nyenyak untuk melanjutkan mimpi dan bermalas-malasan dikamar, namun aku teringat suatu hal ada suatu impian yang ingin kucapai yaitu menjadi orang kaya . Aku terbangun dari tidurku, lalu menyiapkan diri dan bergegas berangkat untuk bekerja walaupun langit masi mendung disertai hujan yang deras aku tetap pergi untuk bekerja.

Hujan deras disertai petir yang bergemuruh tidak membuatku takut untuk berjalan dibawahnya, akan ku lawan untuk bekerja. Sesampainya ditempat kerja baju yang aku pakai sangatlah basah, tiba-tiba ada seorang yang berbadan tinggi dan gagah dengan wajah yang penuh dengan amarah yaitu manajerku. “Kamu ngga lihat sudah berapa menit ini kamu terlambat?! dan kenapa bajumu basah seperti itu?” ucap manajer “Maaf pak, saya tadi berangkat kehujanan dan tidak ada angkutan” ucapku pada manajer “Baik, masi bisa saya maafkan jika ini keulang lagi maka gajimu akan turun. Segeralah ganti baju mu itu lalu lanjut bekerja”.

Hujan yang berjatuhan ke atap dengan suara nyaringnya itu membuatku tidak fokus untuk bekerja, seringkali aku melamun aku membayangkan seolah-olah tempat ini menjadi milikku dan aku menjadi penguasanya. Seketika aku terkejut setelah mendengar suara petir dan mulai fokus lagi untuk bekerja, aku mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan teliti hingga waktu pulang tiba. Hujan tidak lagi turun, malam yang sangat indah langit dipenuhi oleh bintang yang bersinar.  Aku berjalan menuju rumahku dengan memandang bintang yang indah, aku berdoa pada sang penguasa agar aku menjadi orang kaya.

Keesokan harinya cuaca semakin memburuk hujan yang sangat deras disertai badai, melihat dari jendela jalanan yang sangat sepi tidak ada satu orang pun yang lewat, namun aku tetap untuk pergi bekerja dan segera bergegas memakai pakaian anti hujan supaya tidak basah seperti kemarin. Aku berlari-lari melewati hujan dan badai yang menimpaku, tidak ada halangan untuk meraih impianku biarkan hujan menjadi saksi bahwa aku memiliki tekad untuk meraih yang ku inginkan.

Setelah aku berlari-lari melawan hujan dan badai akhirnya aku sampai ditempat kerjaku. Namun, tidak ada satupun orang yang bekerja selain aku, “kemana semua orang disini? apa karena hujan dan badai mereka tidak bekerja? yasudahlah, aku tetap bekerja saja.” Aku menghiraukan itu lalu aku lepas baju anti hujan ku dan segera bergegas untuk bekerja.

Hujan yang menemaniku disaat bekerja sebab itu tidak merasakan kesepian, seketika menjadi hening ketika aku mendengar suara kaki namun aku menghiraukannya dan tetap melanjutkan pekerjaanku itu. Aku terkejut ketika ada tangan yang menepuk bahuku dan aku menghadap kebelakang ternyata direktur ku, “Hei, kamu rajin sekali untuk bekerja disaat yang lain memilih untuk dirumah, mengapa kamu memilih untuk bekerja?” ucap direktur “Sebernarnya saya ingin rajin dan disiplin agar dapat meraih impian saya pak” ucapku “Kalo boleh tau apa impianmu itu?” ucap direktur “Saya ingin kaya pak agar dapat membahagiakan kedua orang tua”.

Badai yang mulai menghilang dan hujan mulai reda, waktunya untuk pulang kerumah karna pekerjaan ku telah selesai, namun disaat aku melangkah keluar ruangan tiba-tiba direktur memanggilku untuk keruangannya. “Ada yang bisa saya bantu pak?” ucapku, “Tadi kamu bilang ingin kaya agar bisa membahagiakan orang tua mu ya” ucap direktur, “Betul pak” ucapku, “Mulai besok kamu saya angkat menjadi wakil saya, dan gajinya bisa empat kali lipat dari bayaranmu sebelumnya, bagaimana apa kamu menerimanya?” ucap direktur, aku terkejut dengan ajakannya itu namun aku menyetujuinya “Saya menerima dengan senang hati pak” lalu aku berjabat tangan dengan direktur.

Keesokan harinya aku mulai bekerja dengan posisi yang berbeda dan gaji yang cukup tinggi, aku merasa perjuangan ku tidak sia-sia untuk disiplin dan rajin bekerja, aku dapat meraih hal yang kuingkan. Berkat doa ku yang didengar oleh sang maha kuasa dan saksi hujan yang melihat diriku mempunyai tekad semangat untuk meraih impianku, rasa capek pun hilang telah terbayarkan oleh perjuanganku.

 

BIONARASI

Halo, nama saya Abdilla Rosyida. Saat ini, saya berada di kelas 11 IPS 2, yang merupakan langkah pertama saya dalam mengejar impian saya. Saya adalah seorang pencinta buku sejati, dengan membaca sebagai hobi utama saya. Karya tulis saya pertama kali yang berjenis cerpen dengan judul “saksi hujan”. Cita-cita saya adalah menjadi seorang psikolog. Saya percaya bahwa dengan memahami kompleksitas pikiran dan perasaan, kita dapat membantu orang untuk mengatasi berbagai tantangan hidup. Rumah saya terletak di Desa Sumberawan, tempat yang nyaman dan penuh kehangatan.

Jika Anda ingin mengikuti perjalanan dan pemikiran saya lebih lanjut, anda dapat menemui saya di Instagram dengan username d.s.y_222. Saya senang berbagi cerita, gagasan, dan temuan menarik melalui platform tersebut.

Mari kita bersama-sama menjelajahi kehidupan dan tumbuh bersama dalam perjalanan ini!

CERPEN JA'FAR ASH-SHODIQ

                                           MALAM YANG TIDAK DI INGINKAN


    Malam ini adalah malam sangat pedih yang telah di alami oleh seorang anak laki - laki berusia 14 tahun yang sedang menggali ilmu agama di pondok pesantren.

  Pada saat seorang anak itu mengaji rutinan seperti biasa yang di lakukan di pesantren, lalu ada salah satu petugas keamanan pondok yang sedang menjaga gerbang beralih menuju kelas anak tersebut kemudian ia meminta izin kepada seorang ustad yang sedang mengajar di kelas anak itu untuk memanggil anak tersebut. lalu ustad tersebut memanggil anak itu "kautsar kamu di tunggu keluargamu di gerbang" sontak kautsar beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan kelas dengan berlahan.

  Saat perjalanan menuju gerbang, kautsar berbicara dalam hati "kenapa ayah dan ibu kesini padahal baru kemarin mereka mengunjungiku kesini" tapi kautsar mengabaikan pertanyaanya  sendiri.

  Sesampainya di gerbang kautsar tercengang ternyata yang mengunjunginya ternyata kakak iparnya. kemudian kautsar berjabat tangan, lalu sang kakak berkata " ayo pulang dek" sontak kautsar kaget dengan raut wajah yang bertanya tanya " kenapa kak, kok tiba tiba pulang" saut  kautsar lalu sang kakak menghela nafas panjang kemudian sang kakak menguatkan diri untuk mengucap kata - kata yang pahit " kakek sekarang sudah ga ada dek, kakek sudah tidak sakit lagi" tanpa kautsar sadari matanya mengeluarkan air mata yang sudah tidak terbendung lagi, kemudian sang kakak memeluk kautsar untuk menguatkan hati sang adik.

  Sesampainya di rumah kautsar di sambut hangat oleh pelukan sang ayah dan saudara - saudara yang lainnya, sementara ibu masih mengurus tamu yang sedang takziah, kali ini kautsar sudah tidak bisa membendung rasa hancurnya, dia menangis sejadi - jadinya dipelukan sang ayah, kautsar teringat sosok kakeknya yang selalu menjadi motivasi untuk terus mencari ilmu, terutama ilmu agama. setelah itu kautsar berwudhu dan membaca tahlil bersama keluarga besarnya.

BIONARASI

Hai para pemabaca!! Saya Ja'far ash shoodiq, saya sekarang tinggal di singosari, malang. dan sedang menggemban ilmu di Madrasah aliyah almaarif singosari. "Malam yang tidak di inginkan" adalah karya  awal saya dalam bidang penulisan dan penerbitan. Jadi mohon maaf, kalau masih banyak penulisan saya yang jauh dari kata sempurna. Dan terima kasih sudah berkenan membaca tulisan saya.

CERPEN PUTRI AFIFAH

 


Sawanen

             

              Tak asing lagi terdengar kata sawanen ditanah jawa ini. Aku hayyin adalah gadis berumur 8 tahun saat itu.

Aku tinggal di kota Banyuwangi, jawa timur.

              Di bawah Terik matahari aku bermain masak-masakan dengan teman sekampungku, dia Bernama Dira.

Aku dan Dira bermain diperbatasan kampung, antara kampunku dan kampung sebelah.

              Perut pun berbunyi, “yin, aku laper. Ayo beli jajan di warung!” ucap Dira kelaparan. Aku mengiyakan, dan berjalan ke warung dikampung sebelah. Sesampainya kita diwarung, terlihat warung yang sepi, tidak terdapat Buk Sri si pemilik warung yang biasanya ada didepan jendela warung.

              Aku dan Dira mulai mendekati jendela warung “Buk Sri tumbas” Dira memanggil. Tak terdengar jawaban apapun dari Buk Sri, tetapi rumahnya terbuka sedikit. aku berfikir mungkin buk Sri ada didalam rumah. “Dir ayo kita liat dirumah Buk Sri, mungkin Buk Sri ada didalam jadi ga kedengeran suara kita” ucapku. Dira mengangguk.

              Aku dan Dira mulai mendekati pintu rumah Buk Sri dan mengetok pintu rumahnya. “eh, bau apa ini?” Dira mengendus, mencium bau busuk dari dalam rumah Buk Sri. Aku dan Dira semakin penasaran apakah Buk Sri ada atau tidak ada dirumah.

              “Dir buka aja kali ya, aku takut Buk Sri kenapa-napa” ucapku khawatir.dira mengiyakan. Kriyekk pintu terbuka dan kita melihat kepala wanita tergantung dengan mata melotot lidah keluar dan wajah yang pucat mengerikan.

              Sejak hari itu aku dan Dira hanya termenung diam dan tidak diperbolehkan keluar rumah terlalu jauh. Tak terasa sekarang aku sudah menginjak bangku SMA. Pengalaman yang tak terlupakan dan sangat memberi pelajaran.

CERPEN SAYYIDA NUR NAFISAH

 

Pertemuan

              Saat malam jam 00.00 alena berusia 17 tahun, dia mengaca di kaca kamarnya dia kaget karena tiba-tiba ada anak Perempuan dengan kedaan yang mengerikan kaki hilang sebelah hanya sampai dengkul dan luka di setengah badannya tetapi wajahnya tetap cantik dengan pipi gembul dan rambut dikepang dua berwarna pirang seperti orang belanda.

Alena langsung menutupi mukanya dengan tangan, “hei, jangan takut aku tidak akan menbunuhmu” kata anak Perempuan itu. Alena kekeh tidak membuka matanya “kenapa kamu disini?” tanya alena. “aku ikut kamu karena kamu orang baik” jawab anak Perempuan itu. Alena membuka matanya dan bertanya ke anak Perempuan itu “kenapa keadaan kamu seperti itu?. “aku dianiaya oleh ayahku, dia menembak punggung bagian kanan dan kakiku, aku meninggal karena kehabisan darah dan mereka membuangku agar tidak ada yang tau kalau aku sudah meninggal”jawab anak Perempuan itu. “memang apa yang telah kamu lakukan sampai ayahmu seperti itu?” tanya alena. “aku menolong ibuku yang sedang digebug i oleh ayah ku, sudah berkali-kali akupun kasian kepada ibuku akhirnya aku menolong dia, tapi aku malah begini jadinya ”jawab anak Perempuan itu. “lalu kenapa ikut denganku?” ucap Alena. “aku minta tolong,boleh kah kamu mencarikan jasadku” jawab anak Perempuan itu. “aku akan membantumu sebisa mungkin” ucap alena.

Alena pov

Aku sangat terkejut karena ada anak Perempuan dengan keadaan mengenaskan. Di umurku yang baru 17 tahun, dibuka mata batinku oleh tuhan dan dilihatkan seorang hantu yang meminta tolong melalui aku untuk menemukan jasadnya. Memang menuruku itu tidak mudah tapi tiada yang tau kuasa tuhan jika menghendaki.

Alena dan hantu Perempuan sedang berbincang- bincang di dalam kamar. “btw,nama kamu siapa? ”tanya alena “namaku masha, namamu alena kan” jawab masha. “salam kenal masha,kamu kenal namaku?”ucap alena dan dibalas deheman oleh masha karena dia sedang bermain dengan ikan nemo.

Alena mulai mencari- cari asal usul masha. Masha meninggal tahun 1922, ayah masha salah satu pembesar belanda banyak orang yang tau bagaimana ayah masha. Saat ayah masha perjalanan di daerah plosok dia menemukan ada seorang gadis pribumi yang cantik jelita dengan kulit langsat manis dengan balutan kebaya. Ayah masha pun menikahi pribumi itu. Saat usia pernikanan mereka satu tahun dikaruniailah anak yang Bernama masha. Saat masha lahir, keluarga mereka bahagia tetapi bahagia itu tak berlangsung lama karna ayah masha sering tidak pulang. Dan saat masha berusia sekitar 8 tahun, ayah masha pulang dengan keadaan marah karna mengetahui kalau istrinya telah berselingkuh dengan temannya. Sang istri pun kaget, dia tidak pernah selingkuh dari sang suami. Dia telah difitnah oleh warga dan pembantunya kalau istrinya sedang berselingkuh dengan temannya sendiri. Ayah masha sudah dipucuk kemarahannya sehingga dia tidak terkedali dan memukuli sang istri, masha tak sengaja melihat kejadian itu dan menolong ibunya. Ibu masha pun kabur dengan membawa masha. Ayah masha geram ditembakkan lah pistol kearah mereka dan ternyata terkena kaki masha dan punggung kanannya. Masha pun dibawa oleh ayahnya, ketika dibawa ada seekor harimau yang datang, harimau tersebut memakan kaki kiri masha. Karena kehabisan darah masha pun meninggal dengan keadaan tragis, kematian masha ditutupi oleh ayahnya dan dia di buang di sumur dalam rumah joglo berwarna kuning dan rumah itu tidak jauh dengan perkebunan teh milik ayahnya. Ibu masha tidak tau akan keadaan masha.

Alena dan teman dekatnya menemukan daerah dimana masha tinggal. Mashapun diajak alena Bersama dengan teman dekat alena kedaerah tujuan mereka. Masha hanya bingung “alena, rumahku dulu tidak seperti ini dulu banyak tanah lapang, tapi disini banyak Gedung tinggi” Ucap masha. “tapi daerah yang banyak perkebunan tehnya hanya disini”jawab alena. “aku ingat kalau aku dibuang di sumur di dalam rumah joglo berwarna kuning dan rumah itu tidak jauh dengan perkebunan teh milik ayahku” ucap masha. Alena dan teman dekatnya bertanya kepada orang sekitar dan mereka berkata kalau memang didaerah tersebut banyak rumah yang berbentuk joglo tapi saat ada belanda menyarang daerah itu, banyak rumah yang di ambrukkan dan ada juga yang dihanguskan saat malam hari.”ada rumah joglo milik belanda yang tidak dihanguskan” ucap kakek tua. “Disebelah mana kek?” tanya salah satu teman alena. “lumayan jauh dari sini harus melewati perkebunan yang sudah lama tidak diurus” ucap kakek. “Maaf kek, boleh menta tolong antarkan kami kesana” ucap alena. “tidak, saya sudah tidak kuat untuk berjalan kesana lagi, tapi saya akan beri tahu jalannya” ucap kakek tua. “Baik kek, teimakasih banyak”.

Saat perjalanan ke rumah joglo itu masha tampak senang karena dia akan bertemu dengan badannya. Disisi lain alena dan teman dekatnya ketakutn karena hari sudah sore. “Alenaa, itu rumah nya” ucap masha dengan senang. Alena dan teman dekatnya berlari kearah rumah itu. Dan dilihat keadaan rumah itu sudah sangat buruk, karna lama tidak berpenghuni. “Gimana len, kamu berani masuk?” ucap salah satu teman alena. “kita masuk bareng-bareng” ucap alena. “aku takut lenaa” ucap salah satu teman alena. “gausa takut hantunya ada disini” ucap alena. “bener juga” ucap masha. “Ayo!” ajak alena.

Ketika memasuki rumah joglo kuning itu banyak ruangan-ruangan. Memang dari depan terlihat horror tapi saat memasuki rumah joglo itu, mereka malah kaget karena banyak barang-barang anik yang masih bagus. “Lurus aja alena nanti belik kiri sebelah kanan kamar mandi” ucap alena. alena dan teman dekatnya pun mengikuti petunjuk masha. Ketemulah sumur itu, “gimana, siapa yang mau masuk kesumur?” tanya salah satu temen alena. “ini uda beneran tempat dibuangnya kah?”tanya salah satu temen deket alena. “iya bener” ucap masha “kalo kita masuk kesumur ini sendri itu bahaya, mending kita laporin ke polisi” ucap alena. “tapi kalau kita laporin kepolisi harus ada buktinya” ucap salah satu teman alena. “gampang, nanti masha biar ngerasukin aku dan jelasin semua” ucap alena

Mereka melaporkan ke polisi kalau ada jasad dibuang di sumur itu. Dan pak polisi itu minta bukti dan masha pun menceritakan semuanya dengan merasuki alena. setelah itu, polisi mengatur untuk mengadakan pencarian di dalam sumur itu, dan setelah menunggu lima jam terangkatlah jasad masha. Masha pun senang karena bisa melihat badannya meski tidak berupa tapi tulang belulang yang tidak ada setengah kaki kirinya. Alena dan teman-temannya yang melihat itupun tidak sanggup, mereka menangis karena kasihan bagaimana sakitnya masha saat itu. Tetapi disisi lain masha senang karena dia sudah bertemu dengan tubuhnya, dan dia bisa tenang di alamnya.

Sudah sekitar satu minggu ditemukannya tubuh masha, masha sudah tidak pernah menglihatkan wujudnya ke alena. alena bingung harus sedih atau senang  karena ditinggal masha. Tiba-tiba ada suara masha “Alena jangan sedih yaa, masha uda tenang disana makasih alena uda bantu masha,makasih juga buat temen deket alena uda bantuin alena, makasih banyak alena, maafin masha kalo uda ngerepon masha sama semuanya”ucap masha sambal senyum kearah alena. “engga kok, masha ga ngerepotin kita, alena juga makasih uda kamu percayain yang tenang ya masha” ucap alena sambal memeluk masha.  “masha pergi dulu yaa… daah”ucap masha.

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan tetapi memorinya bakal tetap, dan fitnah dapat membuat hancurnya setiap hubungan. jadi, jadilah orang yang baik setiap orang baik akan dikelilingi orang yang baik juga.

CERPEN NURUL QOYIMAH

 

Pergi tanpa pamit

 

Langit malam tampak indah dengan bertabur bintang di sisi bulan, aku Aldara Putri Humaira gadis yang masih  berstatus pelajar dan santri di pondok pesantren bernama Al Innayah. Malam itu adalah malam rabu dimana aku dan kawan-kawanku sedang duduk sambil bercanda ria, disaat aku ingin pergi kekamar mandi tiba-tiba mbak Zafa datang ke kamarku. Aku pun berhenti ingin tau mbak Zafa sedang mencari siapa.

 

“Eh mbak, ada Dara ta?” Tanyanya, yang ternyata sedang mencariku.

“Ada apa mbak Zaf?” Kataku.

“Kamu di suruh buat siap-siap, habis ini di jemput.”katanya.

“Hah ngapain mbak, kok tiba -tiba?” Tanyaku dengan wajah terkejut.

“Gak tau Dar, mungkin ada sesuatu.” jawabnya.

 

Perasaan dan pikiranku mulai tak karuan dan air mataku  mulai turun. Aku hanya mengambil beberapa baju dan memasukkan ke dalam tas ,anak-anak yang melihatku meneteskan air mata dan sahabatku yang melihat itu langsung berkata “Jangan nangis Dara, mungkin mau diajak healing kamu.“Hanya kujawab dengan senyuman.

 

Selesai semuanya aku turun dan saat ingin melewati lorong ada dua mbak yang berada di dapur. Salah satunya adalah mbak Zena yang juga pengurus keamanan.

 

”Mau kemana Dar?” Tanyanya kepadaku.

“Mau pulang mbak, katanya udah ada di depan.” Jawabku.

 

Mbak Zena dan sahabatnya pun membukakan pintu gerbang untukku lalu aku pun

Segera berterimakasih dan pergi keluar dan terlihatlah abiku yang tengah menungguku.

 

Nama abiku adalah abian alfaraby hamami beliau memiliki sikap yang begitu tegas dan teguh  dengan pendiriannya.

Akupun segera naik ke sepeda lalu abiku menyalakan sepeda dan melaju  dengan kecepatan sedang, saat di perjalanan  aku memberanikan diri untuk bertanya.

 

“Abi, kenapa Dara kok tiba-tiba di jemput, kakek kenapa?” Tanyaku dengan air mata yang tiba mengalir dengan deras, namun tak ada jawaban yang terlontarkan dari bibirnya.

 

Sesampainya dirumah kakek, terlihat olehku sebuah tempat yang tak asing lagi bagiku, tempat dengan tutupan berwarna hijau, membuat air mataku turun bertambah deras. Saat sepeda abi berhenti aku langsung turun lalu memasuki rumah kakek, bagaimana aku tidak bertambah sedih sebuah aroma yang tak pernahku sukai ,ini berada dirumah ini. Aku pun duduk lalu dihampiri oleh tetanggaku, pundakku dielus olehnya, ia bibi Elis.

 

”Kasihan kamu Dar, ditinggal sama kakekmu.” Ucapnya.

 

Nama kakekku adalah Chairuddin Adiansyah Basil. Beliau ialah ayah dari kak Daniel dan umiku, beliau memiliki sikap pemurah nan baik hati, ia penuh kasih sayang kepada anak-anak dan cucu-cucunya yang tersayang.

 

Aku tak mendengarkan perkataan bibi Elis. Aku berlalu pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, selesai wudhu aku pergi kerumah kak Daniel, sesampainya di rumah kakak ternyata dia belum kembali dari Rumah Sakit Medika, hanya ada kak Helen disana.

 

Kak Daniel sendiri adalah adik umiku serta suami kak Helen yang punya sikap cerewet dan suka bercanda,berbeda lagi dengan kak Helen yang memiliki sikap tegas dan suka marah. Akupun ke kamar mandi lagi untuk wudhu lalu pergi kekamar kakek untuk membacakan surat yasin, selesai membaca yasin aku diam sejenak dikamar itu, lalu ada sahabatku berkata

“kasihan dara, udah nggak punya kakek lagi.”

 

 Deg!

Hatiku terasa sakit mendengarkan ucapannya. Nama sahabatku adalah vania chandara dia memiliki sikap  jahil dan cerewet.

 

Dan tibalah jenazah beliau namun aku tak bisa melihat wajahnya untuk terakhir kali, hanya bisa melihat sebuah kain kafan yang telah melekat di tubuhnya.

Terlintas di pikiranku kenangan bersamanya dan ucapannya.

 

Terlihat 2 orang  di sebuah pekarangan kebun, saat sedang asik memetik seorang gadis kecil tiba-tiba ditanyai oleh kakeknya.

 

 “ Nduk” Panggil sang kakek.

“Dalem, abah.” Jawabnya

 “Awakmu pacaran ta nduk?” Tanyanya.

 “Mboten, abah.” Jawabnya lagi.

 “Nduk, abah nggak pengen pean pacaran emboh saiki opo emben abah ngak ridho.”

 

Aku hanya diam tak menjawab namun di hatiku bertanya-tanya, ‘Apa aku boleh menyukainya saja,jika memang aku tak di perbolehkan pacaran?’

 

Tiba-tiba ada seseorang yang memegang pundakku dan akupun tersadar dari lamunanku.

Orang-orang pun mensholati jenazah kakek selesai mensholati mereka pun menggotong keranda untuk dibawa ke luar, diluar terlihat kak Daniel siap untuk mengantar jenazah

Sang ayah ketempat istrirahatnya untuk terakhir kali.

 

End-

CERPEN NUR AZHARINA

 

USAI


              Sekolah SMA Wijaya sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti biasa.Hari itu pelajaran bahasa Inggris,tak terasa bel istirahat telah berbunyi.Rina dan Imel segera pergi ke kantin karena perutnya sudah terasa lapar.Setibanya dikantin Rina dan Imel segera mencari tempat duduk karena suasana kantin yang begitu ramai.”mel,lo mau pesen makanan apa?biar gue aja yang mesenin lo yang jaga tempat duduk”tanya Rina.”makanannya pesenin sama aja deh,minumnya es teh ya jangan lupa”jawab imel sambil tersenyum.”iya bawel,dah ya gue mau pesen dulu”pamit Rina.Tidak lama kemudian Rina dengan membawa nampan yang berisi 2 bakso dan 2 es teh.”nih,pesenan tuan ratu udah dateng”sinis Rina.”terimakasih cantik”jawab imel sambil tersenyum jahil.Tidak lama kemudian Rina mendengar suara sepatu mendekat ternyata Zafran datang dengan Rian sambil membawa pesenan mereka.”Mel,Gue boleh ikutan disini gak? Mejanya udah full semua”tanya Rian.Mood Imel tiba-tiba buruk karena kedatangan Rian.”Gak boleh meja ini khusus buat anak cantik”sinis Imel.”udah mel gapapa biar Zafran sama Rian makan disini.Lihat tuh mejanya udah penuh”lerai Rina.”makasih ya rin emang lo doang yang baik hati emang bocil satu ini pelit”goda Rian.”udah gak usah banyak omong mending lo cepetan duduk terus makan”sinis Imel.Zafran hanya bisa menggelengkan kepala.Akhirnya mereka berempat makan.

              Bel masuk  pelajaran selanjutnya pun sudah terdengar.Rina dan Imel segera masuk kelas dan disusul oleh Rian dan Zafran.Pelajaran ke-4 adalah matematika,dan suara sepatu bu Lia pun sudah mulai mendekat bergegaslah anak-anak duduk dibangkunya masing-masing.”Ayo anak-anak silahkan dibuka LKS halaman 39,yang tidak membawa bisa pinjem temennya yang bawa lebih.”tutur bu Lia.”Duh gimana fran gue belum beli LKS,lo bawa gak?”tanya Rian.”Gue juga gak bawa,coba lo tanya si Imel kalok gak Rina kayaknya dia bawa lebih deh”jawab Zafran yang diacungi jempol oleh Rian.Rian pun menuju bangku Imel dan Rina.”Mel pinjem 1 dong,lo bagi sama si Rina”ujar Rian dengan wajah memelas.”Duh,kayaknya dari tadi nyusahin gue mulu tadi dikantin sekarang dikelas,nih pake punya Rina aja biar impas”sinis Imel.”makasih ya mel”ucap Rian sambil tersenyum yang dibuat-buat.Rina hanya bisa menghela napas sambil melirik Imel yang lagi tertawa pelan.

              Malam ini di rumah Rina,Rina tampak tidak bisa tidur.padahal,jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.Rina menggerutu kesal untung saja besok hari libur,Rina masih bisa melanjutkan tidurnya setelah shalat shubuh.Akhirnya Rina mengambil ponselnya diatas nakas dan memulai menjelajahi Reels di Instagramnya dan tiba-tiba ada sebuah notifikasi masuk yang membuat dahi Rina mengkerut.Pasalnya tiba-tiba salah satu teman kelasnya,Zafran mulai mengikuti Instagramnya dan Rina pun tidak peduli kembali meletakkan HP nya diatas nakas dan berusaha untuk tidur.

              Dipagi buta ini Rina terbangun dan Rina teringat hari ini adalah hari dimana dia bertambah umurnya.Dia turun kebawah dan ternyata Ayah dan kak Maula sudah menunggu di meja makan.”Selamat pagi dan selamat bertambah usia anak cantik Ayah.”ucap ayah sambil memeluk Rina.”selamat ulang tahun adekku yang cantik”ucap kak Maula.Bunda menuju kearahku sambil membawa kue tart”selamat ulang tahun anak cantik”ucap bunda sambil memeluk Rina.Perasaan senang menyelimuti hatiku.”Terimakasih Bunda.Ayah,Kak Maula”.

              Ditengah kegiatannya menonton film dikamar,Tiba-tiba bik Sri pembantu dirumah mengetuk kamar Rina.Akhirnya Rina segera beranjak membukakan pintu.”ada apa bik?”tanya Rina”Ini non ada titipan barang dari mas ganteng katanya”ucap bik Sri sambil tersenyum jahil.Lantas kuucapkan terimakasih dan bik Sri kembali kedapur untuk melanjutkan pekerjaannya.Sambil menutup pintu Rina berfikir keras “dari siapa buket ini?mas ganteng,siapa tapi?”monolog Rina dalam hati.Ternyata buket itu dari Zafran dan tanpa sadar aku tersenyum.Ternyata ada secarik kertas yang membuat aku penasaran.Rina pun membukanya dan ternyata isinya adalah sebuah tulisan yang berisi jam 3 sore nanti Zafran akan menjemputnya  dan mengajaknya keliling.

              Tepat jam 3 sore Zafran benar menjemput Rina,Rina pun sudah siap dan tak lupa izin pada Ayah,Bunda dan Kak Maula.Rina dan Zafran segera berangkat takut pulangnya terlalu malam.Disepanjang perjalanan Rina dan Zafran saling bertukar cerita dan melepas canda dan tawa di sore itu.Sesekali nampak bahwa Zafran memperhatikan Rina dari kaca spion.Sore itu juga menjadi saksi bahwa Rina dan Zafran mengikat sebuah komitmen.

              Setelah kejadian sore itu,satu minggu kemudian ada acara tasyakuran ulang tahun sekolah yang ke-59.setelah acara selesai Zafran foto bersama Rina dan ada Imel bersama Rian.Sekarang kedekatan mereka mebuat semua orang merasa iri terhedap mereka berempat.Zafran yang begitu perhatian dengan Rina dan sebaliknya,Imel yang bawel dan Rian begitu perhatian.

              6 bulan berlalu hubungan mereka berjalan dengan semestinya.Tetapi,tiba-tiba kabar buruk menimpa mereka berdua terdengar kabar bahwa Rina akan pindah sekolah ke Malaysia karena ikut Ayahnya yang bertugas disana.Perasaan sedih dirasakan oleh Zafran.”Maafin aku ya ran aku nggak bisa lanjut,karena akau nggak bisa kalau kita berjauhan.”ucap Rina sambil menenangkan Zafran.”iya Rin gakpapa kamu baik-baik disana ya,jangan lupa kasih kabar terus”jawab Zafran sambil  tersenyum tulus.”pasti kamu juga,aku usahain kalok ada liburan aku akan menjenguk kalian.”jawab Rina.

              Detik itu juga Rina dan Zafran mengakhiri kisah cinta mereka.Karena semulusnya sebuah jalan cinta ada batu yang dapat membuat seseorang terganggu.

RESENSI AFIQ HUSNATU ZAHRA

 RESENSI NOVEL  Judul laut bercerita  Penulis:Kelas.chudori  “Laut Bercerita” adalah sebuah novel karya Leila S. Chudori yang diterbitkan p...